Parapuan.co - Olahraga low impact dan high impact bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan jantung, membakar kalori, dan mengontrol berat badan.
Pada prinsipnya, sebutan low impact dan high impact berbeda dengan olahraga intensitas rendah dan tinggi (low intensity dan high intensity).
Sebenarnya olahraga low impact dan high impact ini mengacu pada dampaknya terhadap persendiran.
Lantas, bagaimana perbedaan kedua olahraga tersebut?
Low Impact
Melansir Kompas.com, olahraga low impact adalah olaraga di mana salah satu atau kedua kakinya masih menempel di lantai sepanjang sesi olahraga.
Contoh gerakannya termasuk berjalan, yoga, bersepeda, berenang, dan gerakan aerobik low impact lainnya.
Olahraga ini biasanya direkomendasikan untuk pemula yang baru memulai olahraga, perempuan hamil, atau sedang mengalami cedera.
Olahraga low impact bukan berarti intensitasnya lebih rendah daripada olahraga high impact, tetapi memberikan beban yang lebih rendah pada sendi di setiap gerakan.
Baca Juga: Mengenal HIIT, Olahraga Kardio Intensitas Tinggi Bantu Bakar Lemak Lebih Cepat
High Impact
Olahraga high impact melibatakan gerakan dengan hentakan seperti melompat, di mana kedua kaki tidak menginjak lantai pada saat yang bersamaan.
Contohnya jogging, lompat tali, skipping, jumping jack, dan gerakan aerobik yang mengharuskan kedua kaki melompat.
Sehingga, olahraga high impact akan membuat pembebanan ekstra di lutut, pergelangan kaki, dan pinggul.
Olahraga high impact biasanya melibatkan olahraga intensitas tinggi, serta kemungkinan membakar kalori dan cedera lebih besar.
Untuk itu, mungkin kurang nyaman dilakukan oleh seseorang yang memiliki masalah di bagian kaki atau berat badan berlebihan (obesitas).
Akan tetapi, olahraga high impact mampu menurunkan presentase lemak lebih besar dibandingkan olahraga low impact.
Lebih lanjut, olahraga high impact direkomendasikan agar tidak dilakukan setiap hari guna menjaga persendian dari cedera.
Baca Juga: Sama-Sama Olahraga Intensitas Tinggi, Apa Perbedaan HIIT dan Tabata?
Sebaiknya, olahraga high impact dilakukan 2-3 kali seminggu dibarengi dengan latihan low impact demi menjaga kebugaran tubuh.
Jadi, sebaiknya pilih olahraga low impact atau high impact?
Pada dasarnya, setiap olahraga yang dilakukan secara teratur dan terukur bertujuan untuk meningkatkan stamina tubuh.
Oleh sebab itu, pilihlah yang paling cocok dan aman dengan kondisi masing-masing bila bertujuan menurunkan berat badan.
Selain itu, kamu juga bisa mengkombinasikan keduanya agar latihan bisa seimbang dan mengurangi potensi cedera.
Jangan terburu-buru untuk menurunkan berat badan, tetapi percaya proses dengan latihan teratur dan menyesuaikan dengan fisikmu.
Untuk diketahui, bukan hanya olahraga low impact dan high impact saja yang berpengaruh terhadap pembakaran kalori.
Akan tetapi, pemilihan olahraga intensitas rendah dan tinggi yang membuat pembakaran kalori lebih optimal.
Dengan meningkatkan intensitasnya, kamu dapat membakar kalori lebih cepat dan berat badan pun akan turun.
Nah, itulah perbedaan antara olahraga low impact dan high impact ya, Kawan Puan.
Baca Juga: 5 Contoh Gerakan HIIT, Olahraga Intensitas Tinggi untuk Bakar Kalori
(*)