Parapuan.co - Hingga saat ini, kita masih terus dibayangi dengan pandemi Covid-19 yang belum usai.
Dua tahun sudah virus corona ini menyebar di berbagai negara di seluruh dunia.
Bahkan, belum lama ini muncul varian baru Covid-19 yaitu varian Omicron atau varian B.1.1.529.
World Health Organization (WHO) menyatakan varian Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021.
Seperti diketahui, varian baru virus corona ini ditemukan pertama di Afrika Selatan.
Belum usai soal kasus varian Omicron, kini dikabarkan kembali muncul varian baru virus corona.
Varian baru ini kabarnya pertama kali ditemukan oleh para peneliti di Perancis, yaitu varian IHU.
Varian IHU ini kabarnya dideteksi hampir bersamaan dengan varian Omicron pada November 2021 lalu.
Mengutip Kompas.com, ahli biologi molekuler Ahmad Utomo menjelaskan, varian tersebut ditemukan oleh peneliti di lembaga penelitian virus di Perancis Instituts hospitalo-universitaires (IHU) di Kota Marseille.
Baca Juga: Jakarta Waspada, Terjadi Lonjakan Pasien Omicron Capai 252 Kasus
“Sehingga varian yang mereka temukan adalah varian IHU,” kata Ahmad saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/1/2022).
Menurut penjelasannya, varian IHU ini dibawa oleh warga Prancis yang baru pulang dari Kamerun, Afrika.
Varian ini pun ditemukan pada 12 orang yang tinggal di kota yang terinfeksi.
Ahmad mengatakan, belum banyak yang diketahui mengenai varian ini.
Yang pasti, lanjut dia, warga yang terinfeksi sudah divaksin dan mengalami gejala ringan.
Ahmad menambahkan, varian baru virus corona yang terdeteksi di Perancis membawa beberapa mutasi yang sama, yang ditemukan di varian sebelumnya.
Salah satunya, mutasi E484K yang berpotensi dapat menghindari antibodi paska vaksin.
Baca Juga: Gabungan Penyakit Flu dan Virus Corona, Apa Saja Gejala Flurona?
Ahmad menilai, vaksin dosis lengkap sejauh ini masih mampu mengurangi risiko penyakit menjadi gejala yang berat.
“Namun apakah benar varian ini bisa menurunkan efektivitas vaksin tentu menunggu data yang lebih banyak. Karena hingga hini vaksin yang ada masih mampu mengurangi risiko gejala berat ketika disuntikkan dalam 2 dosis,” jelas dia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun masih terus menyelidiki varian IHU ini.
Menurut keterangan dari WHO, varian ini belum menjadi varian of concern yang menjadi perhatian.
Disebutkan bahwa varian baru yang dinamai IHU ini mempunyai 46 mutasi, lebih banyak dari varian yang terdeteksi sebelumnya, Omicron, yang mempunyai 42 mutasi.
Varian B.1640.2 alias IHU ini disebut memiliki kemungkinan lebih kebal terhadap vaksin karena mutasinya yang lebih tinggi.
Meski begitu, WHO menyampaikan bahwa varian virus corona yang ditemukan di Prancis ini tidak menjadi ancaman besar, sejak pertama kali diidentifikasi pada November lalu.
“Varian (IHU) telah ada di radar kami," ujar Manajer insiden WHO untuk Covid-19 Abdi Mahamud, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (5/1/2022).
Menurutnya, varian IHU yang terdeteksi di Prancis ini memiliki banyak peluang untuk menyebar.
Melansir Firstpost., varian baru ini mengandung lebih banyak mutasi dibandingkan Omicron, yang membuatnya lebih menular.
Dituliskan bahwa varian ini belum terlihat di negara lain atau diberi label varian yang diselidiki WHO.
Sejauh ini varian Omicron masih menjadi strain yang dominan di Perancis, dengan jumlah kasus yang melonjak selama beberapa hari terakhir.
Saat ini, Omicron merupakan varian virus corona yang dominan di Perancis, bergabung dengan negara-negara Eropa lainnya, seperti Inggris dan Portugal.
Jumlah kasus di negara ini terus melonjak selama beberapa hari terakhir.
Terbaru, Badan Kesehatan Masyarakat Perancis mencatat sebanyak 62,4 persen tes menunjukkan profil yang kompatibel dengan varian Omicron.
(*)