Baca Juga: Selain Konseling, Ini 3 Bentuk Dukungan untuk Korban Kekerasan pada Perempuan dan Anak
"Kalau terapan di anak-anak, sederhana diajarkan begini. Sesuatu yang berada di dalam baju, semua bagian dari tubuhmu yang ada di dalam, itu tidak boleh dipegang-pegang oleh siapa pun," papar Astrid.
Ajarkan anak jika baju yang dikenakan tidak boleh dibuka siapa pun.
Kecuali dari orang yang benar-benar mengasuh si anak seperti ibu dan pengasuhnya.
Ditambah dengan dokter dan tenaga medis yang akan memeriksa si anak.
Maka selain orang-orang tadi, tidak ada yang boleh membuka baju anak. Saat membuka baju anak untuk memandikan, usahakan tetap menanyakan persetujuannya seperti "Ibu, buka ya bajunya."
"Apalagi memegang bagian tubuhmu yang ada di belakang baju itu. Itu adalah pemahaman pertama bagaimana seorang anak mengajarkan menghargai seksualitas itu. Mau perempuan dan laki-laki, dia punya privasi yang harus dilindungi," tambah Astrid.
Jika sampai ada orang yang tidak berwenang membuka baju atau menyentuh bagian tubuh, ajarkan anak untuk lari atau teriak.
"Atau kalau bisa boleh pukul, tolak. Ini yang disampaikan. Anak pelan-pelan. Diulang-ulang berkali-kali, pelan-pelan nempel," pungkasnya.
Melalui cara tersebut, diharapkan dapat melindungi dan mencegah terjadinya kekerasan pada perempuan dan anak yang dimulai dari edukasi dalam keluarga.
(*)
Baca Juga: Cara Mencegah Terjadinya Kekerasan pada Perempuan dari Aspek Ekonomi