“Dengan menghilangkan lapisan atas sel kulit mati, dermaplaning mencegah minyak, kulit mati, dan kotoran terperangkap di dalam folikel,” kata Kerry Benjamin, ahli kecantikan dan pendiri StackedSkincare, seperti melansir dari Today.
“Mengangkat lapisan atas sel kulit mati membantu produk perawatan kulit menyerap lebih baik dan prosedur bekerja lebih baik,” kata Purvisha Patel, dokter kulit bersertifikat dan pendiri Visha Skincare.
Prosedur ini juga bisa meningkatkan produksi kolagen hingga membantu mengurangi garis-garis halus dan kerutan.
Kendati demikian, efektivitas prosedur sangat tergantung pada jenis kulit, warna kulit hingga riwayat kesehatan kita.
Risiko dan Efek Samping
Melansir dari webmd, prosedur ini memiliki risiko dan efek samping yang perlu dipahami sebelum melakukannya.
Dalam jangka pendek, efek samping dari prosedur ini adalah kulit merah dan bengkak akibat kerokan, rasa sakit, sensasi terbakar atau kesemutan selama sekitar 48 jam setelah prosedur.
Selain itu, yang paling banyak ditakuti oleh perempuan setelah melakukan dermaplaning adalah munculnya rambut di wajah yang lebih tebal dan gelap.
Kendati demikian hal ini dibantah oleh Dara Levy, dermatolog dan pemilik Dermaflash.
Baca Juga: Hati-hati Iritasi, Ini 4 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Eksfoliasi Kulit