Parapuan.co - Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) menyetujui penggunaan darurat kepada lima jenis Vaksin Covid-19 sebagai booster atau dosis lanjutan.
Kelima vaksin tersebut adalah CoronaVac atau Vaksin Covid-19 Bio Farma, Comirnaty oleh Pfizer, AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac), Moderna, dan Zifivax.
Diketahui, Kepala Badan POM, Penny K. Lukito beserta pihaknya sejak bulan November 2021 telah melakukan pengkajian terhadap beberapa vaksin Covid-19 yang berpotensi menjadi vaksin booster.
Pengkajian tersebut dilakukan pada vaksin yang telah memperoleh EUA sebagai vaksin primer, selanjutnya dievaluasi sebagai dosis lanjutan berdasarkan data-data hasil uji klinik terbaru yang mendukung.
Melansir Kontan, berikut penjelasan beserta kelima vaksin dan efek sampingnya:
1. Vaksin CoronoVac atau Vaksin Covid-19 Bio Farma (Sinovac)
Vaksin CoronaVac atau Vaksin Covid-19 Bio Farma adalah vaksin pertama yang memperoleh izin sebagai booster homolog (vaksin booster sama dengan vaksin primer) diberikan sebanyak 1 dosis.
Peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian booster pada subjek dewasa.
Adapun efek samping vaksin CoronoVac adalah nyeri pada lokasi suntikan, nyeri otot, pembengkakan, dan diare.
Baca Juga: Jokowi Putuskan Vaksin Booster Gratis untuk Semua Masyarakat, Ini Syarat dan Jenis Vaksinnya
2. Vaksin Comirnaty dari Pfizer
Vaksin Comirnaty dari Pfizer sebagai dosis lanjutan homolog dapat diberikan sebanyak 1 dosis.
Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster dibandingkan 28 hari setelah vaksinasi primer sebesar 3,29 kali.
Efek samping vaksin Comirnaty adalah nyeri otot, demam, nyeri sendi, dan pusing.
3. Vaksin AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac)
Vaksin AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac) sebagai booster homolog dapat diberikan sebanyak 1 dosis.
Peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG setelah pemberian booster dari 1792 (sebelum pemberian booster) menjadi 3746.
Efek samping vaksin AstraZeneca adalah nyeri, kemerahan, gatal, pembengkakan, kelelahan, sakit kepala, meriang, dan mual.
4. Vaksin Moderna
Baca Juga: Diberikan Mulai 12 Januari, Ini 3 Aturan Kombinasi Vaksin Booster dari Kemenkes
Vaksin Moderna sebagai booster homolog dan heterolog (vaksin booster berbeda dengan vaksin primer, dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, atau Janssen) dengan setengah dosis.
Kenaikan respons imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali setelah pemberian dosis booster homolog vaksin Moderna.
Efek samping vaksin Moderna antara lain lemas, sakit kepala, menggigil, demam, dan mual.
5. Vaksin Zifivax
Vaksin Zifivax sebagai booster heterolog dengan satu dosis setelah mendapatkan dosis lengkap vaksinasi primer (Sinovac atau Sinopharm).
Peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali pada seseorang yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm.
Efek samping dari vaksin Zifivax adalah timbul nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot, batuk, mual, dan diare.
Hasil evaluasi dari aspek keamanan kelima vaksin booster tersebut menunjukan bahwa frekuensi, jenis, dan keparahan dari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang dilaporkan setelah pemberian booster umumnya bersifat ringan dan sedang. (*)
Baca Juga: Simak, Ini Cara Cek Tiket Vaksin Booster di Web dan Aplikasi PeduliLindungi