Dokter anak, Margie Danchin dari Royal Children's Hospital di Melbourne menyampaikan, para peneliti pun mengamati adanya penurunan serupa dalam risiko gejala parah pada anak-anak berusia 5-11 dan remaja 12-17 tahun.
"Apa yang mereka tunjukkan di semua kelompok umur adalah bahwa anak-anak sekitar 50 hingga 60 persen lebih kecil kemungkinannya dirawat di rumah sakit akibat varian Omicron dibandingkan varian Delta," ujar Danchin, yang juga peneliti vaksin di Murdoch Children's Research.
Manfaat vaksinasi
Meskipun COVID-19 pada sebagian besar anak-anak terlihat ringan, tetapi vaksinasi mereka tetap memiliki dua manfaat, yakni membantu melindungi kelompok rentan lainnya, dan mengurangi risiko penyakit parah pada anak-anak itu sendiri.
Terlebih bagi anak-anak yang memiliki kondisi medis tertentu, menurut Profesor Booy.
Bukti saat ini menunjukkan anak-anak dengan kondisi genetik, neurologis atau metabolisme yang kompleks, serta mereka yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru, atau mereka yang obesitas, diabetes, dan asma memiliki risiko Covid-19 lebih tinggi.
Profesor Booy juga mengatakan, bagi kebanyakan anak-anak, kemungkinan satu dosis vaksin sudah cukup dalam memberikan perlindungan yang sangat tinggi.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan vaksinasi dapat membantu melindungi anak-anak dari gejala parah terkait COVID-19 yang menyebabkan peradangan pada banyak organ.
Sindrom peradangan multi-sistem ini menimbulkan gejala seperti demam terus-menerus, sakit perut, dan ruam.
Baca Juga: Ahli Inggris Sebut Deltacron Bukan Varian Baru Covid-19 Melainkan Kesalahan Lab
"Sekitar satu dari 3.000 anak mengalami sindrom inflamasi multi-sistem, yang muncul dalam dua hingga tiga minggu setelah COVID," kata Profesor Booy.
"[Penelitian] menunjukkan bahwa jika divaksinasi, ada 90 persen perlindungan terhadapnya."
Jadi, pemberian vaksinasi Covid-19 anak tetap menjadi solusi terbaik dalam memberikan perlindungan jelang persiapan sekolah tatap muka. (*)