Parapuan.co - Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga mengalami masa sulit seperti bertengkar dengan saudara atau teman.
Penting untuk mengajarkan anak bagaimana mencapai resolusi dalam konflik sehari-hari guna merekatkan hubungan kembali.
Sebagaimana melansir Bright Side, inilah tujuh cara mengajarkan anak menyelesaikan konflik secara efektif. Yuk, simak!
1. Bantu anak mengidentifikasi emosi
Terkadang anak mengalami kesulitan untuk mengekspresikan emosi karena kosakata yang terbatas untuk diungkapkan.
Berikan pertanyaan khusus untuk mengidentifikasi emosi dengan memperhatikan ekspresi wajah yang mereka tunjukkan.
2. Cari tahu akar masalahnya
Setelah mengekspresikan emosi, penting untuk memahami apa yang menyebabkan ledakan emosi itu.
Cari tahu dari mana masalah itu berasal, lalu dengarkan jawaban mereka tanpa bersikap defensif atau menyalahkannya.
Baca Juga: Cara Mengelola Emosi Anak, Salah Satunya Ajak Si Kecil Selesaikan Masalah
3. Rancang solusi yang mungkin
Bagian dari pemecahan masalah terletak pada pengembangan empati, di mana anak-anak dapat menempatkan dirinya sendiri pada posisi orang lain.
Bantu anak dengan membicarakan bagaimana solusi untuk menyelesaikan konflik sambil merancang solusi yang memungkinkan.
4. Selalu menjaga hal-hal dalam perspektif
Penting untuk membantu anak menempatkan segala sesuatunya ke dalam perspektif sehingga dapat melatih lebih banyak empati.
Selain itu, anak jadi mudah untuk mengidentifikasi perasaannya dan menghormati sudut pandang orang lain.
5. Berikan contoh
Anak-anak belajar dengan meniru anak-anak lain, guru, dan orang tua sebagai referensi perilaku terdekat mereka.
Tunjukkan pada mereka bagaimana berempati dan menghadapi masalah secara langsung, terutama bersikap tenang dan sabar.
Baca Juga: 5 Cara Mengajarkan Empati dan Kecerdasan Emosional pada Anak
6. Gunakan komunikasi yang efektif
Salah satu kunci pemecahan masalah adalah komunikasi, itulah sebabnya penting untuk melatih komunikasi anak yang efektif dan tegas.
Jadi, dengarkan anak dan bantu mereka menyebutkan emosinya, pastikan untuk membuatnya merasa dipahami.
Hindari komunikasi yang tidak jelas, seperti melarang anak laki-laki untuk menangis atau bahkan menuntut untuk selalu kuat.
7. Ajarkan minta maaf
Terkadang sulit membuat anak mengerti mengapa meminta maaf itu penting, dan terkadang orang tua memaksa mereka untuk meminta maaf kepasa seseorang.
Bantu mereka untuk memahami pentingnya permintaan maaf yang tulus tanpa harus memaksanya melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukan.
Pastikan mengidentifikasi emosi dan akar masalahnya terlebih dahulu supaya anak memahami merngapa mereka harus minta maaf.
Nah, itulah cara mengajarkan anak menyelesaikan konflik secara efektif ya, Kawan Puan.
Baca Juga: 5 Cara Mengajarkan Anak agar Berani Minta Maaf dan Mengakui Kesalahan