Parapuan.co - Isu perihal hubungan toksik tengah hangat diperbincangkan, termasuk hubungan setelah perempuan menikah.
Salah satu isu yang kerap dibicarakan adalah pasangan manipulatif.
Perempuan menikah dengan pasangan manipulatif sering kali terjadi tanpa disadari.
Pasalnya, orang yang manipulatif cenderung menggunakan distorsi mental dan eksploitasi emosional untuk memengaruhi dan mengendalikan orang lain.
Niat mereka melakukannya adalah agar dapat memiliki kendali atas orang orang lain dalam hal ini pasangan guna mendapatkan yang ia inginkan.
Umumnya, seseorang yang manipulatif pada pasangan memahami apa yang menjadi kekurangan pasangannya.
Dan, kekurangan tersebut seakan menjadi senjata untuk melawan pasangannya.
Kebiasaan tersebut pun akan terus terjadi setelah wanita menikah, kecuali pasangannya dapat secara aktif dan tegas menghentikannya.
Di sisi lain, menghadapi sifat manipulasi dalam pernikahan merupakan salah satu hal sulit karena mungkin awalnya tidak kentara.
Baca Juga: 5 Batasan yang Sering Diabaikan Pasangan dalam Hubungan Asmara
Seiring waktu, manipulasi pun menjadi dinamika sehari-hari dalam hubungan setelah perempuan menikah dengan pasangan.
Melansir dari laman Very Well Mind, manipulasi bisa berupa halus dan cukup jelas, tetapi keduanya sama-sama dapat merusak pernikahan.
Manipulasi Jelas : dilakukan dengan, "Jika kamu sayang aku, kamu pergi ke bioskop bersama aku malam ini."
Manipulasi Halus : dilakukan dengan "Kamu punya rencana malam ini?"
Strategi manipulasi
Menariknya, terdapat strategi dalam melakukan manipulasi dan hal ini dapat berupa tanda bagi wanita menikah.
Adapun contoh perilaku yang mereka lakukan seperti, cenderung menjadi pemaksa, menyalahkan, sering mengkritik dan tidak setuju, menangis, memberikan ancaman, silent treatment, memutarbalikkan kebenaran, menunjukkan kekecewaan berlebihan.
Baca Juga: 5 Manfaat Bercanda dengan Pasangan, Bisa Menguatkan Hubungan Asmara
Hal yang harus dilakukan
Kebanyakan orang tahu bagaimana cara untuk menjadi manipulatif, tetapi untuk menjaga hubungan tetap sehat kita harus memilih cara yang sehat juga untuk berinteraksi dengan orang lain.
Salah satu cara terbaik adalah dengan menghormati pasangan melalui komunikasi langsung dan jujur, apalagi dalam hubungan pernikahan.
Perlu diketahui, manipulasi termasuk bentuk pelecehan emosional yang tidak pernah dapat diterima oleh pasangan.
Untuk itu, dalam upaya mengatasinya kita perlu menyadari dan menerima bahwa tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan.
Berikut beberapa poin untuk mengenali perilaku ini dan mengatasinya dalam hubungan pernikahan.
- Jangan bertindak seolah-olah manipulatif itu bukan masalah besar.
- Jika tindakan manipulatif dalam pernikahan terus berlanjut, carilah konseling pernikahan untuk membantu pasangan mengubah perilaku tersebut.
- Jika menemukan diri sendiri yang memanipulasi, berhentilah di tengah kalimat dan mengubahnya dalam pertanyaan atau pernyataan yang lebih baik.
- Kenali ketika kamu atau pasangan tengah berperilaku manipulatif
- Beritahu pasangan ketika kamu mengalami manipulasi dan jelaskan secara spesifik termasuk perasaan kamu.
Nah, itu tadi hal yang perlu dilakukan bagi perempuan menikah dengan pasangan manipulatif.
Baca Juga: Setelah Perempuan Menikah, Kenali 4 Ciri Keuangan Keluarga Bermasalah
(*)