3. Menyebabkan masalah kesehatan lainnya
Makan cepat tidak hanya meningkatkan risiko kelebihan berat badan dan obesitas, tetapi juga terkait dengan masalah kesehatan lainnya, termasuk:
- Resistensi insulin
Makan terlalu cepat dikaitkan dengan risiko resistensi insulin yang lebih tinggi, yang ditandai dengan kadar gula darah dan insulin yang tinggi.
Gejala tersebut adalah ciri khas diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik.
- Diabetes tipe 2
Makan cepat telah dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
Dibuktikan dalam studi Fast eating and the risk of type 2 diabetes mellitus: a case-control study.
Studi tersebut menemukan bahwa pemakan cepat 2,5 kali lebih mungkin terkena penyakit dibandingkan dengan mereka yang makan lambat.
Baca Juga: Sindrom Bokong Mati Jadi Gangguan Kerap Terjadi Saat WFH, Apa itu?
- Sindrom metabolik
Makan cepat dan penambahan berat badan yang terkait dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik.
Sindrom metabolik ini merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
- Pencernaan yang buruk
Pemakan cepat biasanya melaporkan pencernaan yang buruk sebagai akibat dari makan terlalu cepat.
Di mana orang itu mungkin mengambil gigitan lebih besar dan saat mengunyah makanan itu lebih sedikit, yang dapat memengaruhi pencernaan.
- Kepuasan makan yang lebih rendah
Pemakan cepat cenderung menilai makanan mereka kurang menyenangkan, dibandingkan dengan pemakan lambat.
Nah, mengetahui dampak buruk dari makan cepat di atas, ada baiknya kalau kamu punya kebiasaan seperti itu dikurangi secara perlahan dan usahakan untuk berhenti.
Baca Juga: Ini Rangkaian Pemeriksaan Jelang Menopause untuk Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
(*)