Parapuan.co - Apakah kamu sering melakukan makan cepat?Kebiasaan ini ternyata buruk dan harus segera dihentikan ya.
Makan cepat mungkin akan membantumu menghemat waktu menyantap suatu sajian, tapi sebenarnya justru kebiasaan ini membawa kerugian.
Pasalnya, makan cepat ini dapat menyebabkan makan berlebihan, penambahan berat badan, dan obesitas.
Dilansir dari Healthline, berikut ini risiko buruk jika kamu sering makan cepat, catat ya!
1. Peningkatan risiko obesitas
Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia.
Obesitas ini adalah penyakit kompleks yang tidak hanya disebabkan oleh pola makan yang buruk, dan tidak aktif secara fisik.
Makan cepat juga menjadi faktor risiko potensial untuk kelebihan berat badan dan obesitas.
Studi Association between eating rate and obesity: a systematic review and meta-analysis juga mengungkap dampak buruk dari kebiasaan makan cepat.
Baca Juga: Pekerja yang WFH Berisiko Mengalami Atrofi Otot, Penyakit Apa itu?
Di mana orang yang makan cepat kira-kira dua kali lebih mungkin mengalami obesitas, dibandingkan dengan pemakan lambat.
2. Bisa bikin kamu makan berlebihan
Di dunia yang sibuk saat ini, orang sering makan dengan cepat dan terburu-buru.
Secara tidak langsung makan terlalu cepat ini dapat membuatmu untuk mengonsumsi lebih banyak sajian.
Seiring waktu, asupan kalori berlebih dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Jika tidak ingin mengalami penambahan berat badan, hindari makan terlalu cepat.
Apabila kamu makan lebih tenang, maka otak pun akan memproses sinyal kenyang.
Harus diketahui mungkin diperlukan waktu hingga 20 menit bagi otak untuk menyadari bahwa kamu sudah kenyang.
Baca Juga: 5 Penyebab Atrofi Otot, Masalah Kesehatan yang Bisa Dialami Pekerja WFH
3. Menyebabkan masalah kesehatan lainnya
Makan cepat tidak hanya meningkatkan risiko kelebihan berat badan dan obesitas, tetapi juga terkait dengan masalah kesehatan lainnya, termasuk:
- Resistensi insulin
Makan terlalu cepat dikaitkan dengan risiko resistensi insulin yang lebih tinggi, yang ditandai dengan kadar gula darah dan insulin yang tinggi.
Gejala tersebut adalah ciri khas diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik.
- Diabetes tipe 2
Makan cepat telah dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
Dibuktikan dalam studi Fast eating and the risk of type 2 diabetes mellitus: a case-control study.
Studi tersebut menemukan bahwa pemakan cepat 2,5 kali lebih mungkin terkena penyakit dibandingkan dengan mereka yang makan lambat.
Baca Juga: Sindrom Bokong Mati Jadi Gangguan Kerap Terjadi Saat WFH, Apa itu?
- Sindrom metabolik
Makan cepat dan penambahan berat badan yang terkait dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik.
Sindrom metabolik ini merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
- Pencernaan yang buruk
Pemakan cepat biasanya melaporkan pencernaan yang buruk sebagai akibat dari makan terlalu cepat.
Di mana orang itu mungkin mengambil gigitan lebih besar dan saat mengunyah makanan itu lebih sedikit, yang dapat memengaruhi pencernaan.
- Kepuasan makan yang lebih rendah
Pemakan cepat cenderung menilai makanan mereka kurang menyenangkan, dibandingkan dengan pemakan lambat.
Nah, mengetahui dampak buruk dari makan cepat di atas, ada baiknya kalau kamu punya kebiasaan seperti itu dikurangi secara perlahan dan usahakan untuk berhenti.
Baca Juga: Ini Rangkaian Pemeriksaan Jelang Menopause untuk Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
(*)