Parapuan.co - Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan berkaitan erat dengan menstruasi.
Menstruasi merupakan proses luruhnya lapisan dinding rahim saat tidak terjadi pembuahan dan menimbulkan keluarnya cairan haid melalui saluran vagina yang dialami oleh perempuan setiap bulan.
Terjadinya menstruasi setiap bulan menjadi tanda kesehatan seksual dan reproduksi perempuan dalam kondisi baik.
Untuk rentang waktunya, setiap perempuan memiliki siklus yang berbeda-beda.
Normalnya, berlangsung di antara 21 hari hingga 35 hari dengan rata-rata perempuan memiliki siklus haid 28 hari.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, saat menstruasi seorang perempuan akan mengeluarkan cairan haid melalui leher rahim dan vagina.
Teksturnya biasanya cair. Tetapi pada kondisi tertentu, cairan haid tak hanya bertektur cair, melainkan berbentuk gumpalan.
Keluarnya darah haid yang menggumpal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran.
Mengingat hal ini berkaitan dengan kondisi kesehatan organ kewanitaan yang mempunyai peran penting dalam kehidupan.
Baca Juga: Apa Itu Menstruasi Retrograde? Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
Melansir dari laman GridHealth, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr Gorga I.V.W. Udjung, Sp. OG dari RSIA Bunda Jakarta, memberikan penjelasannya perihal kondisi tersebut.
Dokter Gorga mengungkapkan bahwa gumpalan darah menstruasi bukan merupakan hal yang perlu dikhawatirkan.
Menurutnya, gumpalan darah tersebut tidak mengindikasikan kondisi yang membahayakan dari kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.
“Sebenarnya sih, tidak berbahaya, ya. Yang kita takutkan sebenarnya, apakah jumlah darahnya berlebihan atau tidak,” kata dokter Gorga.
Lebih lanjut lagi, ia juga menyampaikan bahwa gumpalan darah dikatakan tidak berbahaya selama volume darah yang dikeluarkan tidak terlalu banyak.
“Karena itu ‘kan darah beku, ya. Darah yang keluar dari dinding endometrium dan mungkin tertahan sedikit lebih lama di dalam vagina waktu turun dari dinding endometrium karena tubuh mempunyai mekanisme pembekuan darah,” jelas dokter Gorga.
Dengan kata lain, adanya gumpalan darah tak sepenuhnya membahayakan, namun perlu dilihat dari volume darah haid yang keluar untuk menilai kondisi kesehatan organ kewanitaan.
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, gumpalan darah haid dinilai tidak normal, jika ukurannya besar dan terjadi terlalu sering, juga volume darah yang dikeluarkan untuk tubuh juga banyak.
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Jenis Bau Darah Haid dan Penyebabnya
Saat kita terlalu sering ganti pembalut dan mengalami nyeri haid yang tidak tertahankan, jangan ragu untuk pergi ke dokter.
Jika terjadi, kondisi tersebut dapat mengindikasikan adanya kondisi serius, namun menurut seorang Obgyn, Salena Zanotti, MD hal tersebut tergantung pada setiap situasi.
Menurutnya, dokter juga akan mempertimbangkan ukuran dan frekuensinya.
"Banyak perempuan memiliki gumpalan yang sangat kecil yang mungkin berukuran sepeser pun atau seperempat ukuran selama menstruasi dan itu normal bagi mereka," katanya.
Dalam artian jika mengalami gejala di atas, penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter untuk mengetahui secara pasti terkait kondisi yang dialami.
Mengingat, setiap perempuan mengalami pendarahan menstruasi yang berbeda-beda.
Lebih lanjut lagi, Dr. Zanotti mengungkapkan bahwa banyak cairan haid yang keluar juga dapat membuat perempuan mengalami anemia atau memiliki tekanan darah rendah setelah kehilangan terlalu banyak darah.
“Jika pendarahan hebat terjadi sekali selama siklus dan tidak berulang, itu tidak terlalu mengkhawatirkan,” katanya.
Maka untuk mengetahuinya, perempuan perlu melihat pola seberapa sering itu terjadi dan berapa lama itu benar-benar berlangsung.
Jika kamu sedang hamil dan mengalami pembekuan darah, maka segera hubungi dokter atau pergi ke unit gawat darurat terdekat karena kondisi serius lainnya bisa terjadi.
Demikian ulasan mengenai gumpalan darah haid yang membuat perempuan khawatir dengan kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, meski sebenarnya tidak masalah.
(*)
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan : Ini Obat Alami untuk Nyeri Haid