Parapuan. co - Kawan Puan, berikut ini beberapa berita terpopuler dari kanal Wellness hari ini, Jumat (28/1/2022).
Mulai dari travel bubble Indonesia dan Singapura yang sudah dibuka.
Hingga alasan kecemasan picu keinginan buang air besar.
Baca Juga: Pengunjung Indonesia Bisa ke Singapura Tanpa Karantina, Ini Syarat dan Waktunya
1. Sudah Dibuka, Ini 5 Fakta Seputar Travel Bubble Indonesia dan Singapura
Para wisatawan kini bisa lebih bernapas lega karena sektor pariwisata di Indonesia kini perlahan sudah kembali pulih, dan bahkan bisa berkunjung ke luar negeri.
Misalnya saja kesepakatan antara Indonesia dan Singapura yang menyetujui travel bubble dengan membuka pintu pariwisata melalui Kepulauan Riau dan Singapura atau Bintan-Singapura (BB-S).
Travel bubble yang disepakati oleh Indonesia dan Singapura ini sudah mulai diterapkan pada Senin, 24 Januari 2022 hingga waktu yang belum ditentukan.
Dilansir dari Kompas.com, berikut ini fakta seputar travel bubble yang hendaknya diketahui oleh para wisatawan, catat ya!
Baca Juga: Hipermetropi atau Rabun Dekat, Ini Cara Mengatasi Kondisi Mata Plus
2. Kapan Harus Mulai Memakai Kacamata? Waspadai Gejala Ini
Mata merupakan salah satu organ paling penting bagi manusia karena membantu untuk melihat dunia.
Namun, harus dipahami seiring bertambahnya usia, penglihatan pun akan berubah.
Tapi bukan hanya karena faktor usia, mungkin saja mata mengalami gangguan lain yang memaksamu untuk menggunakan kacamata.
Dilansir dari Healthline, beberapa gejala yang mewajibkanmu menggunakan kacamata di antaranya:
- Penglihatan kabur
3. Kecemasan Picu Keinginan Buang Air Besar? Ternyata Ini Penjelasannya
Gejala kecemasan bagi setiap orang berbeda-beda, salah satunya memicu keinginan buang air besar.
"Kecemasan pada dasarnya adalah kekhawatiran berlebihan yang biasanya tidak rasional, setidaknya sampai tingkat tertentu," kata Meghan Marcum, PsyD, psikolog klinis di A Mission for Michael Health, mengutip Prevention.
Gejala kecemasan dapat berupa gangguan tidur, sering merenung, ketegangan otot, peningkatan detak jantung, ketidakmampuan untuk rileks, dan sakit perut.
Sains menunjukkan bahwa stres dan gangguan kecemasan memiliki dampak signifikan pada kesehatan fisik.
Stres dan gangguan kecemasan menyebabkan masalah dengan sistem kekebalan, terutama gangguan pencernaan.
"Ada interaksi fisik dan kimia antara usus dan otak terkait gangguan mental," jelas Nicole Lindel, MS, RDN, ahli diet di Rocky Mountain Gastroenterology.
"Selain itu, usus menghasilkan 90% neurotransmitter yang mengatur suasana hati yang disebut serotonin, yang secara langsung memengaruhi kondisi mental," imbuhnya.
(*)