3. MRA (mineraloreceptor antagonist) sebagai lini pertama pengobatan gagal jantung kronik selama tidak ditemukan adanya kontrindikasi.
Di sisi lain, di akhir tahun 2021, Pokja mengeluarkan tulisan ilmiah mengenai SGLT2-I yang direkomendasikan sebagai tambahan terapi pada pasien gagal jantung, dengan fraksi ejeksiventrikel kiri (FEVKi) ≤ 40 persen.
Terapi ini untuk menurunkan angka kematian dan risiko rawat inap berulang akibat perburukan gagal jantung.
Tujuan dari pengobatan pada pasien gagal jantung adalah untuk menurunkan angka kematian, menurunkan angka rawat inap berulang di rumah sakit, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Meskipun saat ini sudah tersedia beberapa pilihan terapi gagal jantung yang tersedia, masih ada kebutuhan besar yang belum terpenuhi.
Hal ini adalah terapi dalam hal menurunkan angka kematian dan mencegah rawat inap berulang akibat gagal jantung.
Mengenai pencegahan dan pengobatan gagal jantung itu merupakan tanggung jawab semua orang, termasuk masyarakat, tidak hanya petugas kesehatan.
"Setiap pasien gagal jantung harus menjalani pengobatan yang optimal sesuai dengan bukti ilmiah dengan melihat profil dari masing-masing pasien," ungkap dr. Nauli.
Menurut dr. Nauli SGLT2i merupakan salah satu regimen terapi terbaru pada gagal jantung dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 persen dan sudah tersedia di Indonesia.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka : Simak Gejala Pneumonia pada Anak
"Bukti penelitian global menunjukkan efektivitas obat ini untuk menurunkan angka
kematian dan rawat inap berulang akibat perburukan gagal jantung,” tutup dr. Nauli.