Parapuan.co - Baru-baru ini, viral di media sosial tentang cerita warga kampung miliarder Tuban.
Sebagian warga tersebut kini tak memiliki pekerjaan dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Kisahnya bermula pada video yang viral pada awal 2021 lalu, yang mana sebagian warga yang memborong mobil di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Ternyata, diketahui warga membeli mobil dari uang hasil menjual lahan pada Pertamina untuk membangun kilang minyak.
Warga yang terdampak pun mendapatkan ganti rugi senilai miliaran rupiah.
Salah satunya adalah Siti Nurul Hidayatin (32), warga Desa Sumurgeneng yang kecipratan uang ganti rugi dari Pertamina.
Dia mendapatkan Rp 18 miliar dari hasil menjual tanahnya seluas 2,7 hektare.
Uang itu digunakan untuk membeli tiga mobil, deposito, membangun taman pendidikan anak (TPA), dan simpanan usaha.
"Dua mobil yaitu Innova dan HRV, lalu ada mobil pick up buat usaha. Bangun TPA dan deposito juga," ujar Nurul, saat ditemui di rumahnya, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Terima Uang Kaget? Pastikan Kamu Menghindari Mindset Seperti Ini
Cerita lainnya datang dari Ali Sutrisno yang mendapatkan Rp 15,8 miliar dari hasil menjual tanahnya seluas 2,2 hektare.
Hasil penjualan tanah itu digunakan Ali untuk memborong empat mobil, yaitu Toyota Innova, Mitsubishi Xpander, Pikap L300, dan Honda HRV.
Ia juga menggunakan uang ganti rugi itu membeli tanah.
Ada juga warga bernama Tain yang membelanjakan sebagian uangnya untuk membeli tanah di daerah lain dan sisanya ditabung.
Dari hasil menjual tanah miliknya, Tain mendapatkan ganti rugi mencapai Rp 9,7 miliar.
Salah satu warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu yang bernama Musanam mengaku menyesal telah menjual tanah miliknya ke Pertamina.
Kini, dia mengaku kesulitan mendapatkan penghasilan setelah menjual lahannya.
Bahkan, Musanam sempat menjual beberapa ekor ternak demi memenuhi kebutuhan hidup.
Musanam mengaku, sebelum menjual tanah, dia sempat dijanjikan pekerjaan dalam proyek pembangunan kilang minyak di desa tersebut.
Baca Juga: Agar Tak Menyesal seperti Warga Tuban, Pertimbangkan Ini sebelum Jual Aset
Namun, sampai sekarang Musanam tak kunjung mendapatkan pekerjaan yang dijanjikan.
Musanam beserta ratusan warga dari sejumlah desa di Tuban yang dulu terdampak pembangunan kilang minyak berunjuk rasa ke kantor Pertamina di Tuban.
"Dulu punya enam ekor sapi, sudah tak jual. Tiga untuk hidup sehari-hari dan kini tersisa tiga ekor saja," kata Musanam yang sedang berunjuk rasa di kantor PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) Tuban, Senin (24/1/2022).
Penyesalan juga disampaikan warga desa bernama Mugi (59).
Mugi kini tak memiliki pekerjaan setelah lahan pertaniannya seluas 2,4 hektare dijual ke Pertamina dengan harga Rp 2,5 miliar lebih.
"Ya nyesal. Dulu lahan saya ditanami jagung dan cabai. Setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta. Tapi sejak tak jual, saya tidak ada penghasilan," tutur Mugi, di sela-sela aksi unjuk rasa.
Dia sering didatangi perwakilan dari pihak Pertamina saat berada di sawah walaupun sebetulnya tidak ingin menjual lahan pertaniannya.
Baca Juga: Terima Uang Kaget Rp2,5 M seperti Warga Tuban? Begini Cara Kelola Keuangannya