Parapuan.co - Kesehatan reproduksi perempuan erat kaitannya dengan kondisi saat menstruasi.
Selama menstruasi, tentu sangat penting bagi perempuan untuk menjaga kebersihan area kewanitaan.
Faktanya, kesadaran dan pengetahuan remaja masih sangat rendah terhadap manajemen kebersihan selama periode menstruasi.
Bahkan, dilansir dari laman Kompas.com, berdasarkan data Unicef Indonesia pada tahun 2015, satu dari dua anak perempuan tidak tahu apa yang harus dilakukan saat mengalami menstruasi untuk pertama kalinya.
Lebih lanjut lagi, dari data tersebut juga disebutkan hanya satu dari tiga anak perempuan yang mengganti pembalutnya setiap empat sampai 12 jam.
Sementara, sisanya hanya mengganti pembalut sebanyak dua kali dalam sehari.
Kebiasaan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kondisi kesehatan reproduksi perempuan.
Karena, cairan menstruasi yang tidak segera dibersihkan akan mengendap dan memungkinkan bakteri akan tumbuh.
Pengurus Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof Dr dr Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), MPH memberikan penjelasannya terkait kebiasaan buruk yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan organ kewanitaan.
Baca Juga: Apa Itu Menstruasi Retrograde? Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
Menurutnya, terdapat sejumlah bakteri dan virus yang dapat berkembang sebagai penyakit jika perempuan tidak memperhatikan kebersihan organ reproduksi.
"Ketika kita jarang mengganti pembalut atau tidak membersihkan darah menstruasi dengan baik, kemungkinan besar kita akan mengalami infeksi vagina," jelasnya.
Adapun infeksi vagina tersebut disebabkan oleh sejumlah masalah kesehatan reproduksi perempuan yakni vaginosis bakterialis, kandidosis vulvovaginalis penyebab HIV, dan kanker serviks, serta infeksi kandung kemih.
Untuk mencegahnya, Dwiana pun menyampaikan beberapa tindakan yang perlu dilakukan perempuan untuk membersihkan area vagina saat menstruasi.
1. Cuci vagina menggunakan air bersih secara berkala
Selama menstruasi, Dwiana menyarankan untuk perempuan membersihkan vagina dengan air bersih yang mengalir.
Prof Dwiana mengatakan, membersihkan vagina juga dapat ditambahkan dengan cairan pembersih antiseptik kewanitaan yang sesuai dengan pH vagina, sehingga tidak mengganggu kondisi kesehatan organ kewanitaan.
"Bersihkan (vagina) menggunakan air bersih mengalir, dengan cairan pembersih antiseptik kewanitaan yang sesuai dengan pH vagina dan dapat digunakan saat menstruasi," jelasnya, seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: 5 Makanan Terbaik untuk Jaga Siklus Menstruasi
2. Gunakan pembalut bersih
Selanjutnya, perhatikan kondisi kebersihan pembalut yang digunakan, dan pastikan dalam kondisi bersih.
Mengenai hal ini, prof Dwiana menegaskan untuk benar-benar memilih pembalut yang benar-benar bersih dan dapat menyerap darah haid dengan baik.
"Sebenarnya tidak ada pembalut yang menyebabkan kanker, semua pembalut itu aman. Asalkan dijaga kebersihannya," kata dia.
Ia menambahkan, baik menggunakan pembalut sekali pakai ataupun pembalut kain, menjaga kebersihan pembalut adalah hal yang penting.
3. Ganti pembalut minimal 4 jam sekali
Selain itu, pastikan untuk rutin mengganti pembalut secara teratur minimal 4 jam sekali.
Perlu diketahui, waktu terbaik dalam mengganti pembalut bukan hanya saat selesai mandi saja.
Dengan rutin mengganti pembalut, maka dapat membantu mengurangi risiko terjadinya infeksi bakteri buruk dari darah haid yang menempel di sekitar vagina.
4. Periksa ke dokter jika punya keluhan
Apabila dirasa sudah melakukan manajemen kebersihan saat menstruasi, namun masih merasakan gejala di area sekitar vagina, maka Dwiana menganjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Dalam upaya menjaga kesehatan reproduksi, memerhatikan area kewanitaan bukan hanya pada saat menstruasi, namun harus diperhatikan setiap hari.
Dengan begitu, maka kamu dapat mengurangi risiko masalah kesehatan reproduksi perempuan seperti keputihan, gatal, bau tidak sedap, peradangan, hingga pencegahan penyakit serius seperti kanker serviks.
Baca Juga: Kenali 4 Penyebab Berat Badan Bertambah saat Menstruasi, Apa Saja?
(*)