Polisomnografi adalah studi tidur laboratorium yang mengevaluasi kadar oksigen, gerakan tubuh, dan gelombang otak.
Tujuannya tes ini untuk menentukan bagaimana seseorang mengalami gangguan tidur.
Biasanya tes ini dilakukan untuk mendiagnosis apnea tidur, dan jika benar terbukti maka dokter pun akan memberi pengobatan yang tepat.
2. Electroencephalogram (EEG)
Tes gangguan tidur selanjutnya adalah electroencephalogram.
Electroencephalogram merupakan tes yang menilai aktivitas listrik di otak dan mendeteksi potensi masalah yang terkait dengan aktivitas ini.
Tes electroencephalogram termasuk bagian dari polisomnografi.
3. Multiple sleep latency test (MSLT)
Kemudian ada multiple sleep latency test untuk mendeteksi gangguan tidur.
Baca Juga: Berikut Ini Dampak Kanker Bagi Kesehatan Mental, Yuk Segera Sadari
Studi tidur siang ini digunakan bersama dengan PSG di malam hari untuk membantu mendiagnosis narkolepsi.
Harus dipahami bahwa tahap pemeriksaan fisik hingga tes-tes yang dilakukan oleh dokter pada pasien ini penting dalam menentukan pengobatan yang tepat untuk gangguan tidur. (*)