Stres Bisa Memicu Kenaikan Berat Badan, Kok Bisa? Ini Penjelasannya

Anna Maria Anggita - Selasa, 8 Februari 2022
Hubungan stres dengan kenaikan berat badan
Hubungan stres dengan kenaikan berat badan spukkato

Parapuan.co - Stres yang dialami oleh seseorang dapat mempengaruhi kenaikan maupun penurunan berat badan.

Lantas, apa yang memicu kenaikan berat badan saat kondisi stres?

Merangkum dari Very Well Mind, entah itu hasil dari tingkat tinggi hormon stres kortisol, perilaku yang disebabkan oleh stres yang tidak sehat, atau kombinasi keduanya, hubungan antara stres dan penambahan berat badan sangat mencolok.

Hubungan antara stres dan hormon kortisol

Hormon kortisol di dalam tubuh apabila melonjak tinggi, maka memicu terjadinya stres.

hormon kortisol jika melonjak tinggi itu mampu menyebabkan stres.

Oleh sebab itu, maka banyak yang menyebut hormon kortisol ini sebagai hormon stres.

Peningkatan hormon stres kortisol dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Di mana setiap kali kamu stres, kelenjar adrenal melepaskan adrenalin dan kortisol, dan sebagai hasilnya muncul glukosa (sumber energi utama) yang dilepaskan ke dalam aliran darah.

Baca Juga: Jalani Peran Ganda, Ini Cara Frisca Clarissa Tetap Dapatkan Me Time

Semua ini dilakukan untuk memberi energi yang dibutuhkan untuk merespons atau melawan situasi berisiko dari tubuh.

Setelah ancaman mereda, adrenalin akan habis dan lonjakan gula darah turun. 

Kondisi ini adalah saat kortisol bekerja keras dan penting bagi tubuh untuk mengisi kembali pasokan energi dengan cepat.

Hubungan kortisol dan gula

Dikarenkan gula itu memasok tubuh dengan energi secara cepat, maka tak dipungkiri bahwa gula kerap menjadi hal pertama yang akan disantap saat tubuh stres. 

Sayangnya, kelemahan dari mengonsumsi begitu banyak gula adalah tubuh cenderung menyimpan gula, terutama setelah situasi stres.

Energi ini disimpan terutama dalam bentuk lemak perut, yang sangat sulit untuk dihilangkan.

Sehingga muncullah lingkaran setan yakni mulai dari stres, melepaskan kortisol, menambah berat badan, mengidamlebih banyak gula, makan banyak gula, hingga berat badan bertambah.

Baca Juga: Mengenal Pica, Gangguan Makan dengan Mengonsumsi Benda Bukan Makanan

Hubungan hormon kortisol dan metabolisme 

Buruknya kortisol ini, meski kamu tidak mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan gula, kortisol itu mampu memperlambat metabolisme, sehingga sulit untuk menurunkan berat badan.

Pada 2015, peneliti dari Ohio State University mewawancarai perempuan tentang stres yang dialami, di mana sebelum peneliti memberi mereka makanan tinggi lemak dan berkalori tinggi.

Setelah selesai makan, para ilmuwan mengukur tingkat metabolisme perempuan (tingkat di mana mereka membakar kalori dan lemak) dan memeriksa kadar gula darah, kolesterol, insulin, dan kortisol.

Para peneliti menemukan bahwa, rata-rata, perempuan yang melaporkan satu atau lebih stres selama 24 jam sebelumnya membakar 104 kalori lebih sedikit daripada yang tidak stres.

Kondisi ini bisa menghasilkan kenaikan berat badan hampir lima kilogram dalam satu tahun.

Sebab perempuan yang stres juga memiliki kadar insulin yang lebih tinggi, hormon yang berkontribusi pada penyimpanan lemak.

Nah, Kawan Puan, ternyata dampak stres pada kenaikan berat badan ini memiliki ikatan yang sangat kuat.

Mengetahui adanya hal tersebut, maka kamu perlu mengontrol tingkat stres ya.

Tentunya hal ini bertujuan agar stres terkendali, tubuh dan mental sehat, sehingga dampak buruk stres seperti kenaikan berat badan tidak terjadi.(*)

Baca Juga: 4 Tips agar Kualitas Tidur Lebih Baik dan Cukup Demi Kesehatan Tubuh

Sumber: Very Well Mind
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja