Lebih lanjut Syahril mengatakan, "Saat ini tempat tidur ICU yang terpakai di RSPI mencapai 58% sehingga masih ada ruang untuk merawat pasien yang membutuhkan perawatan intensif."
"Sedangkan tempat tidur non ICU 39,2%. Total tempat tidur terisi di RSPI sekarang 41,1%, dari jumlah total 124 tempat tidur untuk perawatan Covid-19 yang disediakan," tambah Syahril.
Rupanya, menurut Syahril, jumlah tempat tidur masih bisa ditambah kalau dibutuhkan, tetapi nanti dulu karena hitungannya masih kosong lebih dari separuh.
Di samping kesiapan rumah sakit, hal lain yang juga menjadi tantangan di saat ini menurut Syahril ialah sumber daya manusia (SDM) kesehatan atau tenaga medis kita.
"Penambahan perawat dan dokter juga tengah disiapkan dan didukung pemerintah untuk menghadapi lonjakan kasus. Nantinya kita akan dibantu relawan," ujar Syahril.
"Dan yang ketiga adalah menyiapkan oksigen untuk menghindari krisis oksigen," tambahnya.
Berdasarkan pengalaman gelombang Delta 2021 lalu, membuat RSPI Sulianti Saroso kini sudah memiliki fasilitas oxygen concentrate untuk memproduksi oksigen secara mandiri di rumah sakit.
"Jadi mudah-mudahan ini cukup dan kita tidak harus antri kehabisan oksigen. Begitu juga dengan obat-obatan dan APD, sudah kita penuhi," harap Syahril.
Baca Juga: Sinovac Biotech Ltd Rilis Data 3 Dosis CoronaVac Mampu Lawan Covid-19 Termasuk Omicron
Selain itu, RSPI Sulianti Saroso juga hanya menerima pasien bergejala sedang, berat, kritis maupun yang memiliki komorbid.
"Yang bergejala ringan maupun tanpa gejala, sebaiknya melakukan isolasi mandiri (isoman) maupun terpusat," terang Syahril.
Di DKI Jakarta, tempat isolasi terpusat untuk pasien COVID-19 tanpa gejala dan bergejala ringan yang bisa menjadi rujukan seperti Wisma Atlet, Rusun Nagrak, Ngawi, dan Pasar Rumput.
Di daerah lain, isolasi-isolasi terpusat juga sudah disiapkan oleh Pemda masing-masing untuk mengantisipasi lonjakan kasus Omicron.
Sebagai penutup, Syahril kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan mengikuti program vaksinasi nasional.
"Meskipun bergejala ringan dan tingkat kesakitannya rendah, tetap harus disiplin menjalankan prokes, pakai masker, cuci tangan, hindari mobilitas kalau tidak perlu," ujar Syahril.
"Buat yang belum vaksin, terutama lansia dan anak-anak, segera vaksinasi karena vaksin sudah terbukti menurunkan tingkat kesakitan jika terpapar COVID-19," pungkas Syahril. (*)