Parapuan.co - Vagina berdarah mungkin erat kaitannya dengan kondisi kesehatan reproduksi perempuan yakni menstruasi.
Kondisi fisik tersebut merupakan hal yang normal dialami perempuan.
Namun, faktanya terdapat sebagian perempuan yang mengalami keluhan pendarahan vagina yang bukan termasuk kondisi normal, di mana bisa menjadi pertanda adanya suatu masalah kesehatan reproduksi perempuan.
Vagina berdarah dianggap tidak normal jika terjadi di luar siklus menstruasi atau terjadi selama siklus menstruasi tetapi darah yang keluar lebih sedikit atau lebih banyak daripada biasanya.
Tak hanya itu, vagina berdarah juga dianggap tidak normal jika terjadi sebelum pubertas, saat hamil, setelah menopause, atau setelah berhubungan seksual.
Kondisi ini tentu saja perlu diwaspadai oleh para perempuan, terlebih jika kondisi vagina berdarah sudah berlangsung lama.
Setiap pendarahan di luar ini dianggap tidak normal dan disebabkan oleh berbagai faktor.
Dilansir dari laman Healthline, berikut penyebab perempuan mengalami masalah kesehatan organ kewanitaan yakni pendarahan vagina.
1. Ketidakseimbangan hormon
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Cara Menjaga Miss V Tetap Kencang
Siklus menstruasi perempuan dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.
Sementara, jika perempuan mengalami timbulnya bercak di luar menstruasi maka bisa menjadi tanda bahwa hormon tersebut tidak seimbang.
Lebih lanjut lagi, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kondisi kesehatan reproduksi perempuan berupa keseimbangan hormon.
Adapun faktor yang memengaruhinya adalah ovarium disfungsional, masalah kelenjar tiroid, memulai atau menghentikan pil KB.
Selain itu, memulai penggunaan segala jenis kontrasepsi hormonal juga memungkin perempuan mengalami perdarahan selama tiga bulan pertama.
2. Komplikasi kehamilan
Faktor lainnya yang dapat menyebabkan perempuan mengalami masalah kesehatan organ kewanitaan yakni pendarahan vagina adalah adanya komplikasi selama kehamilan.
Keguguran dan kehamilan ektopik dapat menyebabkan perdarahan, kehamilan ektopik sendiri terjadi ketika sel telur yang dibuahi menanamkan dirinya di tuba falopi alih-alih di rahim.
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Mengenal Variasi Ukuran dan Warna Vagina
Di sisi lain, bercak selama kehamilan juga tidak berarti perempuan mengalami keguguran.
Namun, jika perempuan hamil dan mengalami pendarahan vagina, maka harus segera menghubungi dokter.
3. Fibroid rahim
Fibroid rahim adalah pertumbuhan non-kanker yang terbentuk di dalam rahim dan kondisi ini tidak jarang terjadi pada perempuan yang telah melahirkan.
4. Infeksi
Pendarahan vagina di antara siklus menstruasi juga dapat mengindikasikan adanya infeksi pada organ reproduksi.
Infeksi dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual, douching vagina, dan penyakit radang panggul yang ditandai dengan peradangan pada organ reproduksi yang mengarah ke jaringan parut.
5. Kanker
Kondisi jarang terjadi, namun beberapa kondisi kanker yang dapat menyebabkan pendarahan yakni serviks, vagina, rahim, dan ovarium.
Baca Juga: Tingkatkan Kepercayaan Diri, Ini Perawatan untuk Mengencangkan dan Meremajakan Miss V
6. Penyebab langka
Terdapat kemungkinan penyebab lain dari pendarahan vagina yang jarang terjadi, seperti memasukkan suatu benda ke dalam vagina, stres ekstrem, diabetes, gangguan tiroid, kenaikan atau penurunan berat badan yang signifikan.
Nah, berikut beberapa penyebab perempuan mengalami masalah kesehatan reproduksi perempuan berupa pendarahan vagina.
(*)