Parapuan.co - Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional, tahukah kamu bahwa ternyata profesi wartawan punya spesialisasi tertentu di berbagai bidang?
Ada jurnalis yang fokus pada isu ekonomi, sosial, politik, hukum, humaniora, dan lain sebagainya.
Hal tersebut disampaikan oleh jurnalis sekaligus presenter berita di Kompas TV, Frisca Clarissa saat menjadi bintang tamu Podcast Cerita Parapuan episode 17.
Dari sederet spesialisasi jurnalis di atas, rupanya masih ada lagi, yaitu jurnalis kepresidenan.
Bahkan, ternyata sosok Frisca Clarissa pernah beberapa lama berpengalaman menjadi jurnalis istana kepresidenan pada 2015 silam.
Seperti apa peran jurnalis istana kepresidenan? Apakah sama dengan wartawan pada umumnya?
Terkait hal ini, Frisca menjelaskan bahwa untuk menjadi jurnalis kepresidenan rupanya diperlukan spesifikasi tertentu.
Bahkan, setiap tahunnya persyaratan yang diajukan oleh Biro Pers Istana bisa saja berbeda.
"Kalau secara syarat formal itu memenuhi, biasanya kantor menugaskan wartawan yang sesuai dengan spek-nya," terang Frisca Clarissa.
Baca Juga: Dari Hukum ke Jurnalistik, Ini Perjalanan Frisca Clarissa Jadi Jurnalis
Kebetulan, saat diajukan untuk jadi jurnalis kepresidenan, spesialisasi Frisca kala itu ialah di isu-isu terkait politik, hukum, dan keamanan (polhukam).
Perempuan kelahiran 1991 tersebut menambahkan, isu-isu yang dilaporkan terkait istana kepresidenan berbeda dibandingkan polhukam yang biasa ditanganinya.
"Ya bedanya sehari-hari kita nge-post berkaitan dengan isu-isu pemerintahan, terutama di Ring 1, yakni istana kepresidenan," kata Frisca.
Tantangan Jadi Jurnalis Istana Kepresidenan
Bergelut dengan Ring 1 di pemerintahan tentu memiliki tantangan tersendiri, yang membuat Frisca Clarissa harus belajar banyak.
Ia menerangkan bahwa sebagai jurnalis istana kepresidenan, informasi yang diperolehnya benar-benar harus komprehensif dan tidak hanya dari narasumber satu arah.
Frisca harus pula mengetahui dengan lengkap latar belakang dari suatu peristiwa yang mana tidak semua bisa disampaikan ke publik.
"Kita dituntut untuk tahu background dari suatu peristiwa. Di situlah kecakapan sebagai jurnalis diuji," ujar Frisca.
"Di Ring 1 kan tidak semua akses bisa dibuka ke publik. Cara kerjanya jurnalis, ada yang bisa off the record artinya tidak kita publish," imbuhnya.
Baca Juga: Jadi Jurnalis Sekaligus Ibu, Begini Cara Frisca Clarissa Jalani Perannya
Selain perihal akses, isu-isu yang mesti digarap oleh jurnalis kepresidenan juga lebih luas cakupannya dan sangat dinamis.
Bahkan dari satu isu atau peristiwa saja, seorang jurnalis yang bertugas di istana kepresidenan bisa menghasilkan artikel seputar ekonomi, politik, dan lain-lain.
"Tiba-tiba pagi ada pertemuan penting soal ekonomi, terus nanti tiba-tiba ada dinamika politik yang harus kita analisis," ungkap Frisca antusias.
"Dalam satu hari bisa sangat dinamis isu yang dibahas, jadi kuncinya harus baca," tambahnya.
Ia juga mengatakan, "Dari satu peristiwa bisa dibedah sisi ekonominya. Misalnya Covid-19, bisa dari sisi kesehatan, ekonomi, politik, itu dalam satu timeline yang sama."
Untuk itulah jurnalis di Ring 1 dituntut pula mempunyai pengetahuan lebih luas dibandingkan wartawan biasa.
Selain kemampuan sebagai jurnalis yang benar-benar diuji, pengetahuan itulah yang nantinya akan membantu jurnalis kepresidenan sehari-hari.
Wah, tantangan yang disebutkan Frisca Clarissa di atas cukup berat juga ya, Kawan Puan?
Baca Juga: Liputan Demo 2 Minggu Sebelum Nikah, Frisca Clarissa Bagikan Pengalaman Menarik Jadi Jurnalis
Nah, kira-kira setelah mendengar kisah Frisca Clarissa, apakah kamu tertarik jadi jurnalis istana kepresidenan? (*)