Bahkan, dari usia sembilan tahun ia sudah melakukan rebonding dan smoothing agar rambutnya lurus, yang dianggapnya saat itu adalah standar kecantikan seorang perempuan.
"Karena aku ke salon manapun enggak dapat solusi (mengatasi rambut keriting), aku lurusin aja deh solusinya. Karena aku saat itu benar-benar enggak PD," kenang Gracia lagi.
Masa kecilnya pun membuat Gracia kerap menangis karena merasa tidak percaya diri.
Itu pun berlangsung hingga ia berusia 16 tahun dan menemukan catokan.
"Dan aku kecanduan catokan. Aku bener-bener rela banget bangun pagi, enggak tidur demi nyatok, sebelum pergi sekolah," ujarnya mengingat masa remajanya.
Hal ini pun terus ia lakukan sepanjang masa remajanya, hingga akhirnya ia beranjak dewasa dan merasa jengah harus terus meluruskan rambutnya demi memenuhi 'standar kecantikan semu'.
Embracing the Curl
Turning point dalam hidupnya terjadi di masa akhir kuliahnya, di tahun 2016.
"Awalnya aku enggak PD karena rambut aku rusak parah, tapi akhirnya ya udah lah, screw it! Nekat aja jalan ke kampus," ceritanya, yang mana keputusannya tersebut didukung oleh sahabat terdekatnya.
Baca Juga: Ikal Lebih Terdefinisi, Ini 3 Jenis Minyak Esensial untuk Rambut Keriting