Di kesempatan yang sama, Ica, sapaan akrab Aniza pun mengungkap bahwa anak Ira sudah dianggap sebagai anak sendiri, karena mereka bersahabat.
"Jadi kita memberi dukungan penuh dan waktu di Belanda saya juga ikut menemani waktu mau ditransplantasi, memberi support kepada Ibu Ira supaya kuat untuk menghadapinya," jelas Aniza.
Ica menyatakan bahwa sebagai sahabat dekat ia ingin selalu bisa memberi kekuatan pada Ira.
Ira dengan penuh syukur mengaku bahwa kehadiran Ica sebagai sahabat sangat berarti baik dalam pengobatan anaknya maupun berdirinya YKAKI.
Sebagai informasi, sosok Aniza Alatas ini juga merupakan salah satu pendiri YKAKI.
Ira menambahkan bahwa dukungan Ica itu sangat banyak, di mana dari ke hari Ica selalu memberi support ke dirinya.
"Setiap kehadiran dia (Ica) itu selalu memberi support ke saya gitu ya, itu pasti, tapi bahwa kemudian di kala anak saya transplantasi itu dia betul-betul hadir di sana untuk ikut juga, menemenin saya di sana gitu ya," ucap Ira sembari mengenang peran sahabat dalam hidupnya.
Ira menyatakan bahwa Ica ada di saat dirinya merasa kalut dan cemas di saat pengobatan anaknya, terutama saat transplantasi di Belanda.
"Sebetulnya dari awal sampai akhir itu dia selalu ada untuk saya, dan bukan cuman dia sendiri, keluarganya ya, termasuk almarhum suaminya, anaknya, jadi seluruh keluarganya mendukung, jadi bukan hanya Bu Ica saja," tambah Ira.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Mental, Ini Bedanya Self-Healing untuk Anak dan Lansia
Berkaca dari apa yang dialami Ira, kehadiran keluarga maupun sosok sahabat seperti Ica itu sangat berarti untuk hidup Ira di masa-masa perjuangannya hingga saat ini.
Meskipun anak dan suami dari Ira kini sudah tiada, kehadiran sosok sahabat seperti Ica yang selalu mendukung dengan sepenuh hati hingga didirikannya YKAKI ini menjadi pembelajaran untuk semua orang, mengenai pentingnya kesetiakawanan pula. (*)