Sediaan obat yang berbentuk remahan yang merupakan campuran
kering obat dan zat kimia yang dihaluskan.
Serbuk terbagi menjadi serbuk granulae dan serbuk effervescent.
Sama seperti tablet effervescent, serbuk effervescent juga akan mengeluarkan buih ketika bercampur dengan air. Contoh: adem sari, jesscool, dan lain-lain.
6. Sirup
Sirup merupakan larutan zat kimia obat yang dikombinasikan dengan larutan gula sebagai perasa manis.
Biasa digunakan untuk obat dan suplemen anak-anak.
Selain enam macam bentuk obat di atas, masih banyak lagi bentuk obat lainnya yang digunakan untuk pengobatan.
Esti pun menjelaskan mengenai perbedaan bentuk obat ini.
"Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri," ujar Esti.
Baca Juga: Jangan Asal Beli! Kenali 3 Arti Lingkaran Berwarna pada Kemasan Obat, Ada Hijau hingga Merah
Menurut penjelasan Esti, setiap bentuk obat memiliki efek dan khasiatnya masing-masing.
Pasalnya, semua bentuk itu disesuaikan dengan jenis penyakit yang diderita oleh pasien.
"Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan," jelasnya.
"Jadi bebagai bentuk sediaan obat sama-sama berkhasiat dengan di mana telah difromulasikan sedemikian rupa untuk mencapai efek terapi dan dalam kondisi penyerapan yang diinginkan," tambahnya.
Apoteker Puskesmas di Karanganyar, Jawa Tengah ini pun menjelaskan bahwa masing-masing bentuk sediaan obat mempunyai kelebihan dan kekurangan.
"Untuk cara pemakaian secara oral dapat digunakan bentuk obat seperti tablet, sirup, puyer. Pemilihan bentuk sedian disesuaikn dengan kondisi obat atau atau kebutuhan konsumen, seperti halnya pada pasien bayi balita bentuk sediaan puyer atau sirup lebih dapat digunakan daripada tablet," ungkapnya.
Penggunaan obat pun berbeda-bada tergantung pada cara dan kebutuhannya.
"Bebrapa faktor yg memengaruhi pemilihan bentuk sedian yaitu karakteristik obat, seperti rasa yang pahit dapat didibuat kapsul atau sirup, dapat rusak pada lambung, dibuat tablet extended realese, injeksi, suppositori," terang Esti.
Selain itu, penggunaan obat juga bisa didasarkan pada faktor pasien seperti berdasarkan umur, berat badan, kesadaran emergensi, termasuk juga pada faktor penyakitnya (emergensi, area).
Sehingga, tidak ada bentuk obat yang lebih ampuh dari yang lain, semua itu didasarkan pada fungsi dan kebutuhanya.
Baca Juga: Jangan Sembarangan, Ini Bahaya Konsumsi Obat Keras Tanpa Resep Dokter
(*)