Parapuan.co - Kesehatan reproduksi perempuan erat kaitannya dengan siklus menstruasi.
Siklus menstruasi ini termasuk bagian dari sistem reproduksi perempuan dan proses tubuh mempersiapkan diri jika ada kemungkinan hamil.
Jika tidak terjadi pembuahan, maka akan terjadi menstruasi atau haid.
Mentruasi merupakan proses kesehatan reproduksi perempuan di mana adanya peluruhan lapisan rahim yang dialami perempuan setiap bulan.
Sementara untuk cairan darah menstruasi yang keluar melalui saluran vagina terdiri dari sebagian darah dan sebagian jaringan dari bagian dalam rahim.
Pada dasarnya, setiap perempuan memiliki panjang siklus menstruasi yang berbeda-beda.
Sebagai informasi, siklus menstruasi dimulai pada hari pertama menstruasi.
Siklus rata-rata adalah 28 hari, namun kondisi kesehatan organ kewanitaan tetap dikatakan normal saat berkisar dari 21 hari sampai sekitar 35 hari.
Langkah-langkah dalam siklus menstruasi dipicu oleh naik turunnya zat kimia dalam tubuh yang disebut hormon.
Baca Juga: 7 Penyebab Timbulnya Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan Vulvovaginitis
Proses terjadinya menstruasi dimulai dengan kelenjar pituitari di otak dan ovarium pada saluran reproduksi perempuan memproduksi dan melepaskan hormon tertentu yang menyebabkan organ-organ saluran reproduksi merespons dengan cara tertentu.
Namun, saat mendekati menopause, kesehatan reproduksi perempuan terkait siklus mungkin menjadi tidak teratur lagi.
Untuk lebih jelasnya, berikut empat fase siklus menstruasi seperti dilansir dari laman Cleveland Clinic.
Fase menstruasi biasanya berlangsung dari hari pertama hingga hari kelima.
Pada fase ini juga momen lapisan rahim benar-benar keluar melalui vagina saat tidak terjadi kehamilan.
Kebanyakan perempuan akan mengalami kondisi kesehatan organ kewanitaan yakni pendarahan selama tiga hingga lima hari, tetapi periode yang hanya berlangsung dua hari hingga tujuh hari masih dianggap normal.
2. Fase folikular
Baca Juga: Kenali Perbedaan Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan Miom dan Kista
Fase folikular biasanya berlangsung dari hari ke enam hingga 14.
Selama fase ini, hormon estrogen akan meningkat sehingga menyebabkan lapisan rahim tumbuh dan menebal.
Selain itu, hormon lain yakni hormon perangsang folikel menyebabkan folikel di ovarium tumbuh.
Selanjutnya saat hari ke 10 sampai 14, salah satu folikel yang berkembang akan membentuk sel telur (ovum) yang matang sepenuhnya.
3. Ovulasi
Fase ini terjadi kira-kira pada hari ke 14 dalam siklus menstruasi 28 hari.
Pada fase ini akan terjadi peningkatan mendadak hormon lain seperti hormon luteinizing yang menyebabkan ovarium melepaskan sel telurnya.
4. Fase luteal
Fase ini berlangsung dari sekitar hari ke-15 hingga hari ke-28.
Kelanjutan saat sel telur dilepaskan dari ovarium, maka ia mulai berjalan melalui saluran tuba menuju rahim.
Di fase ini hormon progesteron akan meningkat untuk membantu mempersiapkan lapisan rahim untuk kehamilan.
Jika sel telur dibuahi oleh sperma dan menempel pada dinding rahim, maka perempuan akan hamil.
Sementara, jika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan progesteron turun dan lapisan rahim yang menebal ditumpahkan selama periode menstruasi.
Nah, itu tadi bahasan kesehatan reproduksi perempuan terkait fase siklus menstruasi.
Baca Juga: Demi Kesehatan Reproduksi Perempuan, Ini Manfaat Pilates Bagi Penderita PCOS
(*)