Parapuan.co - Tahukah Kawan Puan, terdapat sebagian orang yang mengalami masalah kesehatan reproduksi perempuan setelah melahirkan.
Salah satu masalah kesehatan yang dapat dialami adalah endometritis postpartum.
Endometritis postpartum sendiri merupakan infeksi yang terjadi pada lapisan rahim (endometrium) atau saluran genital bagian atas.
Dilansir dari laman WebMD, masalah kesehatan reproduksi perempuan ini dapat terjadi disebabkan oleh adanya bakteri.
Bakteri tersebut bisa saja sudah ada di dalam tubuh perempuan sebelum lahir, atau bisa juga menginfeksi saat melahirkan.
Biasanya, bakteri ini bisa muncul dari alat kelamin bagian bawah atau saluran pencernaan.
Kemudian, organisme ini memasuki rongga endometrium selama kelahiran dan mengakibatkan infeksi.
Sebagian besar kasus endometritis postpartum didiagnosis dalam waktu 10 hari setelah melahirkan.
Namun, pada beberapa kasus, masalah kesehatan organ kewanitaan ini dapat terdeteksi waktu hingga 6 minggu untuk berkembang sepenuhnya.
Baca Juga: Penting! Begini Caranya Menjaga Kesehatan Mental Ibu Selama Masa Kehamilan
Perlu diketahui, bakteri apapun dapat menyebabkan masalah kesehatan reproduksi perempuan yang satu ini, tapi yang paling umum adalah streptokokus grup B dan stafilokokus (staph).
Gejala Endometritis Postpartum
Gejala utama dari masalah kesehatan organ kewanitaan ini adalah demam yang terjadi hingga 72 jam setelah melahirkan.
Selain itu, terdapat tanda-tanda lain dari infeksi endometriosis postpartum meliputi:
- Nyeri atau pembengkakan pada perut
- Panas dingin
- Sakit saat buang air kecil dan saat berhubungan seks
- Keputihan yang tidak biasa dan memiliki bau atau darah di dalamnya
Baca Juga: Puan Talks: Mengenal Perbedaan Postpartum Depression dan Baby Blues
- Perasaan tidak nyaman atau tidak sehat secara umum
- Sakit kepala
Siapa yang berisiko mengalami endometritis postpartum?
Penelitian menunjukkan bahwa 5% hingga 7% perempuan mengalami infeksi postpartum setelah melahirkan.
Setiap perempuan dapat mengalami endometritis postpartum, tetapi tingkat infeksinya 5-10 kali lebih tinggi pada persalinan metode c-section daripada persalinan normal.
Lebih lanjut lagi, hanya sekitar 1-3% perempuan yang melahirkan secara normal mengalami endometritis postpartum, tetapi 27% perempuan yang menjalani operasi caesar dapat mengalami infeksi.
Selain operasi caesar, faktor risiko lain yang berkontribusi terhadap berkembangnya endometritis postpartum meliputi:
- Pecahnya selaput ketuban dalam waktu lama
- Infeksi selama kehamilan
Baca Juga: 3 Penyebab Vagina Kendur dan Cara Mengatasinya Menurut Dokter Obgyn
- Pemeriksaan dalam selama persalinan
- Perdarahan postpartum
- Pengangkatan plasenta dengan tangan atau pengangkatan yang tidak lengkap
- Vaginosis bakterialis
- Adanya kotoran bayi baru lahir di dalam cairan ketuban
Nah, itulah ulasan seputar masalah kesehatan reproduksi perempuan yakni endometritis postpartum.
(*)