Fleksibilitas kerja jarak jauh memungkinkan orang tua untuk bekerja dari rumah ketika anak mereka sakit.
Lalu, peraturan lain yang fleksibel memungkinkan orang tua untuk mengambil cuti kerja untuk mendampingi anak-anak sekolah online atau tampil di pentas seni.
Kuncinya adalah fleksibilitas, tak hanya bagi orang tua tetapi juga karyawan perempuan atau laki-laki yang masih single.
3. Membuat perubahan pada ruangan kantor
Perubahan terhadap ruangan kantor bisa dilakukan untuk menyambut karyawan perempuan yang baru saja menjadi ibu.
Misalnya dengan menyediakan ruang menyusui pribadi atau area yang tenang di mana ibu bekerja bisa mendapat keleluasaan.
Bisa juga menyediakan ruang ibu dan anak bagi karyawan yang mungkin membawa anak mereka ke kantor. Hal tersebut pada akhirnya menunjukkan pengertian pemilik perusahaan sebagai majikan atau atasan.
Dan yang paling penting, semua itu dianggap mampu mengurangi stres bagi mereka yang tetap bekerja di kantor selama pandemi.
Baca Juga: Dampak Kekerasan pada Perempuan di Tempat Kerja dan Cara Mengatasinya
4. Mempekerjakan lebih banyak perempuan
Cara lain mendukung perempuan di tempat kerja ialah dengan merekrut lebih banyak.
Bukan semata soal jumlah, tapi rekrutlah perempuan dari berbagai latar belakang status pernikahan, ras, budaya, dan sebagainya.
Perempuan sudah banyak mengalami kesenjangan, jadi perusahaan perlu menciptakan budaya yang lebih terbuka dalam perbedaan.
Perempuan yang bekerja perlu tahu bahwa ada perusahaan yang mendukung mereka dan ingin mereka berhasil.
5. Memerikan cuti khusus
Cara selanjutnya adalah mencoba buat kebijakan terkait cuti khusus, bukan sebatas untuk liburan atau saat karyawan sakit.
Sebagian perempuan membutuhkan cuti ketika mereka sedang menstruasi, terlebih bagi yang baru melahirkan.
Waktu cuti yang ada bisa dipakai untuk memulihkan diri, karena dengan kondisi yang kurang fit pekerjaan tentu tak bisa selesai secara maksimal.
Baca Juga: Paham Kebutuhan Karyawan, Ini 4 Kelebihan Tempat Kerja Ramah Keluarga
Kebijakan ini mungkin saja bisa membuat mereka menjadi karyawan yang loyal terhadap perusahaan.
Kurang lebih, itulah tadi beberapa cara mendukung perempuan di tempat kerja menyesuaikan kebutuhan mereka, terlebih di masa 2 tahun pandemi ini.
Kawan Puan yang merupakan pimpinan perusahaan, perlu mempertimbangkan berbagai cara tersebut saat akan membuat kebijakan baru. (*)