Parapuan.co - Neuroblastoma menjadi salah satu kanker yang berpotensi terjadi pada anak-anak.
Jenis kanker langka ini biasanya menyerang anak-anak yang usianya di bawah lima tahun.
Mengutip dari Cleveland Clinic, kanker neuroblastoma ini biasanya memengaruhi bagian neuroblas di kelenjar adrenal atau organ kecil yang duduk di atas ginjal.
Seperti diketahui, kelenjar adrenal menghasilkan hormon yang mengontrol fungsi tubuh otomatis, seperti pencernaan, tekanan darah, pernapasan, dan detak jantung.
Tak hanya itu, neuroblastoma juga dapat berkembang di jaringan saraf di sumsum tulang belakang, perut, dada atau leher.
Bahkan jika tak segera ditangani, neuroblastoma dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Tingkat keparahan neuroblastoma pada anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti lokasi tumor, usia anak dan stadium kanker.
Penyebab neuroblastoma
Neuroblastoma terjadi ketika jaringan saraf yang belum matang (neuroblas) tumbuh di luar kendali.
Baca Juga: Mengapa Diabetes Bisa Menyebabkan Amputasi Kaki? Ini Penjelasannya
Kemudian, sel-sel menjadi abnormal dan terus tumbuh dan membelah, membentuk jaringan tumor.
Pembelahan sel tersebut terjadi karena adanya mutasi genetik (perubahan gen neuroblas) dan terjadi secara tak terkendali.
Perlu dicatat bahwa anak-anak dengan riwayat keluarga neuroblastoma lebih mungkin mengalami jenis kanker ini.
Selain itu, anak yang lahir dengan kelainan kongenital lainnya (cacat lahir) memiliki risiko lebih tinggi terkena neuroblastoma.
Gejala neuroblastoma
Gejala neuroblastoma memiliki tingkatan dari ringan hingga berat.
Selain itu, setiap tingkatan gejalanya juga bervariasi karena tergantung pada lokasi tumor dan stadium penyakit.
Namun secara umum, gejala yang muncul di antaranya:
1. Benjolan di leher, dada, panggul atau perut
Baca Juga: 5 Kelompok Ini Disarankan Konsumsi Vitamin B Kompleks, Siapa Saja?
2. Mata menonjol atau lingkaran hitam di bawah mata
3. Diare, sembelit, sakit perut atau kehilangan nafsu makan, kemudian perut kembung dan nyeri
4. Kelelahan, batuk dan demam.
5. Kulit pucat, yang merupakan tanda anemia
6. Kesulitan bernapas (biasanya pada bayi) dan timbul masalah gerakan atau kelumpuhan pada tungkai dan kaki.
Gejala lain dari neuroblastoma mungkin muncul kemudian seiring perkembangan penyakit, seperti:
1. Tekanan darah tinggi dan detak jantung yang cepat
2. Sindrom Horner, yang menyebabkan kelopak mata turun, pupil kecil dan berkeringat hanya di satu sisi wajah
Baca Juga: Vitamin B Kompleks Terdiri dari Apa Saja? Simak Penjelasan Berikut!
3. Nyeri pada tulang, punggung atau kaki
4. Masalah dengan keseimbangan, koordinasi dan gerakan
5. Sesak napas
6. Gerakan mata yang tidak terkendali atau mata yang melesat dengan cepat
Kawan Puan, apabila anak-anak mengalami berbagai gejala di atas, jangan ragu untuk memeriksakan si becil ke dokter.
Hal ini bertujuan guna memastikan kondisi kesehatan si kecil serta penanganan lebih lanjut. (*)