Parapuan.co - Kawan Puan memiliki utang? Apakah kamu tahu utangmu termasuk utang produktif atau konsumtif?
Rupanya, ada dua jenis utang yang perlu kamu ketahui sebelum memutuskan untuk meminjam uang.
Pasalnya, kamu wajib membayar setiap utang yang kamu punya, entah produktif atau konsumtif.
Masing-masing juga mempunyai kelebihan dan kekurangan yang mesti pula kamu pertimbangkan.
Agar makin paham, ketahui perbedaan utang produktif dan konsumtif seperti dikutip dari Kompas di bawah ini, yuk!
Utang Produktif
Utang produktif merujuk pada utang yang digunakan untuk membeli barang atau aset yang nilainya bisa naik dan menambah penghasilan.
Contoh utang produktif, misalnya kredit rumah atau KPR, kredit usaha, dan kredit modal kerja.
Walau sifatnya produktif, perencana keuangan Yosephine P. Tyas dari Finansialku menyarankan agar kamu tetap berhati-hati.
Baca Juga: Penting! Ini 5 Tips Aman Pakai Pay Later agar Terhindar dari Utang
Utang produktif mungkin saja memberikan manfaat, tetapi bisa embuat kondisi keuangan jadi tidak sehat.
Menurut Yosephine, utang produktif yang terlalu besar malah bisa memberatkan arus kas.
Kalau pertimbanganmu kurang matang dan asal meminjam dengan jumlah besar, bisa-bisa utang produktifmu berubah menjadi utang konsumtif.
"Kita perlu bijak dalam mengambil keputusan berutang secara produktif," terang Yosephine.
Beberapa hal yang dapat jadi bahan pertimbangan adalah, mengetahui bunga yang akan kamu bayar.
Pikirkan pula risikonya, serta apakah penghasilanmu bisa digunakan untuk membayar setiap bulan dan tidak membuat tabunganmu menipis.
Utang Konsumtif
Berikutnya, ada utang konsumtif yang biasanya digunakan seseorang untuk membeli barang-barang konsumsi.
Barang konsumsi ialah yang dapat dipergunakan atau habis, dan nilainya turun seiring waktu.
Baca Juga: Teman Belum Kembalikan Pinjaman Uang? Ini 5 Cara Sopan Menagih Utang
Utang konsumtif meliputi kartu kredit, pinjaman online, kredit tanpa agunan, dan masih banyak lagi.
Contoh sederhananya, utang konsumtif seperti ketika kamu meminjam uang untuk digunakan berbelanja.
Jika akan menggunakan untuk keperluan kurang penting, Yosephine menyarankan kamu sebaiknya menghindari utang konsumtif.
Pasalnya, utang konsumtif rentan membuat orang jadi terlilit pinjaman dan keuangannya tidak sehat.
Kalaupun terpaksa berutang untuk konsumsi, menurut Yosephine sebaiknya cicilan tidak melebihi penghasilan bulanan.
"Cicilan utang maksimal 35 persen dari penghasilan bulanan," tutur Yosephine.
Setelah mengetahui perbedaan keduanya, kamu tetap perlu berhati-hati sebelum berutang.
Ini karena untuk membayar utang produktif maupun konsumtif, penghasilanmu yang mesti dipertaruhkan.
Mudah-mudahan informasi di atas membantu Kawan Puan menentukan sikap sebelum berutang, ya.
Baca Juga: Tips Memanfaatkan Pinjaman Online agar Utang Tidak Makin Menumpuk
(*)