Namun, jika seorang ibu terlalu kekurangan gizi untuk menyusui, manfaat kesehatan ini tidak dapat diturunkan dan seorang anak dapat berisiko mengalami kekurangan gizi.
3. Status sosial dan ekonomi
Status sosial dan ekonomi juga berpengaruh pada terjadinya kekurangan gizi.
Pasalnya, kemiskinan merupakan penyebab utama malnutrisi di negara berkembang.
Sering kali, keluarga yang hidup dalam kemiskinan tidak memiliki akses ke buah-buahan dan sayuran segar.
Di sisi lain, buah-buahan dan sayuran segar bisa dijual dengan harga mahal.
Ketika buah-buahan dan sayuran segar berada di luar jangkauan anak-anak, alhasil mereka pun mendapat makanan yang lebih murah dan kurang sehat.
4. Perang dan konflik
Anak-anak yang tinggal di daerah perang dan konflik berpotensi mengalami malnutrisi.
Baca Juga: Malnutrisi saat Hamil, Ini Risiko yang Terjadi Pada Ibu dan Janin
Anak-anak ini berada pada risiko kematian yang tinggi sebelum usia lima tahun dam pertumbuhannya terhambat karena kekurangan gizi dan banyak lagi.
Misalnya saja konflik di Suriah yang membuat anak kekurangan gizi karena mereka kekurangan akses ke makanan dan air.
Lantas bagaimana memutus malnutrisi pada anak?
Memutus siklus malnutrisi itu melibatkan kerja di berbagai program, tidak hanya program gizi, tetapi juga kesehatan, pendidikan, air dan sanitasi, mata pencaharian dan perlindungan.
Jika semua terpenuhi maka parwa ibu pun memiliki bayi yang sehat, kemudian anak-anak tumbuh dengan baik, sehingga terhindar dari malnutrisi. (*)