4 Penyebab Malnutrisi pada Anak, Bisa Akibat Pola Makan hingga Kondisi Perang

Anna Maria Anggita - Minggu, 27 Februari 2022
4 penyebab malnutrisi pada anak
4 penyebab malnutrisi pada anak Naeblys

Parapuan.co - Orang tua wajib memperhatikan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak demi menghindari terjadinya malnutrisi pada buah hati.

Malnutrisi sendiri itu bisa dalam bentuk kelebihan maupun kekurangan gizi.

Jadi malnutrisi ini bukan hanya terjadi akibat tidak cukup makan yang tepat, tapi juga bisa timbul karena terlalu banyak menyantap hidangan yang kurang baik bagi tubuh.

Tentunya kekurangan gizi dan kelebihan gizi ini dapat mengancam kondisi kesehatan yang buruk.

Adapun beberapa faktor yang menjadi penyebab malnutrisi pada anak, berikut ini informasi yang PARAPUAN rangkum dari Save The Children, catat ya!

1. Kualitas pola makan yang buruk

Malnutrisi dapat terjadi pada anak-anak dari segala usia, tetapi anak kecil adalah yang paling rentan.

Organisasi Kesehatan Dunia telah (WHO) menyatakan bahwa malnutrisi adalah satu-satunya ancaman paling berbahaya bagi kesehatan masyarakat global, karena menjadi penyebab utama kematian.

Kekurangan gizi membuat anak lebih rentan terhadap penyakit berat.

Baca Juga: Pengaruh Obesitas pada Kesehatan Reproduksi Perempuan, Bikin Sulit Hamil?

Malnutrisi kronis atau stunting terjadi ketika anak-anak memiliki tubuh terlalu pendek untuk usia mereka karena tidak mendapat nutrisi yang cukup.

Di samping itu anak-anak juga tidak menerima perawatan kesehatan yang tidak memadai dan/atau tinggal di lingkungan yang tidak higienis.

Hendaknya dipahami bahwa anak yang mengalami malnutrisi dapat meninggalkan dampak yang menghancurkan dan permanen pada kemampuan fisik dan kognitif mereka.

2. Kesehatan ibu yang buruk 

Kesehatan ibu yang buruk juga dapat menyebabkan malnutrisi pada anak.

Ibu yang kekurangan gizi selama kehamilan dapat mengalami komplikasi saat melahirkan.

Banyak anak lahir kecil karena ibu mereka kekurangan gizi di samping itu ketika jika nutrisi tidaj terpenuhi, perempuan akan kesulitan menyusui bayinya.

Diketahui bahwa menyusui selama enam bulan pertama kehidupan anak memiliki manfaat kesehatan yang berlanjut hingga dewasa.

Baca Juga: Kesehatan Reproduksi Perempuan: Kenali 7 Tanda Vagina Tidak Sehat

Namun, jika seorang ibu terlalu kekurangan gizi untuk menyusui, manfaat kesehatan ini tidak dapat diturunkan dan seorang anak dapat berisiko mengalami kekurangan gizi.

3. Status sosial dan ekonomi

Status sosial dan ekonomi juga berpengaruh pada terjadinya kekurangan gizi.

Pasalnya, kemiskinan merupakan penyebab utama malnutrisi di negara berkembang.

Sering kali, keluarga yang hidup dalam kemiskinan tidak memiliki akses ke buah-buahan dan sayuran segar.

Di sisi lain, buah-buahan dan sayuran segar bisa dijual dengan harga mahal.

Ketika buah-buahan dan sayuran segar berada di luar jangkauan anak-anak, alhasil mereka pun mendapat makanan yang lebih murah dan kurang sehat.

4. Perang dan konflik

Anak-anak yang tinggal di daerah perang dan konflik berpotensi mengalami malnutrisi.

Baca Juga: Malnutrisi saat Hamil, Ini Risiko yang Terjadi Pada Ibu dan Janin

Anak-anak ini berada pada risiko kematian yang tinggi sebelum usia lima tahun dam pertumbuhannya terhambat karena kekurangan gizi dan banyak lagi.

Misalnya saja konflik di Suriah yang membuat anak kekurangan gizi karena mereka kekurangan akses ke makanan dan air.

Lantas bagaimana memutus malnutrisi pada anak?

Memutus siklus malnutrisi itu melibatkan kerja di berbagai program, tidak hanya program gizi, tetapi juga kesehatan, pendidikan, air dan sanitasi, mata pencaharian dan perlindungan.

Jika semua terpenuhi maka parwa ibu pun memiliki bayi yang sehat, kemudian anak-anak tumbuh dengan baik, sehingga terhindar dari malnutrisi. (*)

Sumber: Save The Children
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Mengapa Semut Muncul di Rumah Saat Musim Hujan? Ini Cara Mengatasinya