Parapuan.co - Melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), pemerintah Indonesia akan lakukan evakuasi terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) di Ukraina.
Hal itu dilakukan menyusul serangan militer yang dilakukan Rusia pada Ukraina.
"Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri telah menyiapkan rencana evakuasi WNI. Keselamatan WNI selalu menjadi prioritas pemerintah," bunyi pernyataan Kemenlu yang dikutip dari Kompas.com pada Jumat (25/2/2022).
Selain itu, Kemenlu meminta agar semua pihak menghormati tujuan dan prinsip piagam PBB dan hukum internasional.
Itu termasuk penghormatan terhadap integritas wilayah dan kedaulatan.
Pemerintah mengatakan, serangan militer di Ukraina tidak dapat diterima.
"Serangan juga sangat membahayakan keselamatan rakyat dan mengancam perdamaian serta stabilitas kawasan dan dunia," demikian bunyi pernyataan Kemenlu.
Pemerintah meminta agar situasi ini dapat dihentikan dengan segera.
Selain itu, pemerintah mengatakan agar semua pihak melakukan upaya secara damai lewat diplomasi.
Baca Juga: Sosok Olena Zelenska, Istri Presiden Ukraina yang Disebut Jadi Target Pasukan Rusia
Pemerintah juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah nyata guna mencegah memburuknya situasi.
Sebagaimana diketahui, Rusia telah mengerahkan serangan militer di Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Dalam New York Post, terdapat ledakan di beberapa wilayah Ukraina sebelum pukul 6 pagi waktu setempat.
Ledakan terdengar di kota-kota besar Ukraina. Kota tersebut yakni Kharkie, Odessa, Mariupol, dan Ibukota Kiev.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Rusia tidak berniat menduduki Ukraina dan menyalahkan pemerintah negara tetangganya itu atas potensi pertumpahan darah.
Dia mengancam negara-negara yang mencoba mengganggu tindakannya bakal menghadapi konsekuensi yang belum terlihat.
Dalam pidatonya, Putin berbicara kepada pasukan Ukraina, mendesak mereka untuk meletakkan senjata.
Terkait adanya serangan tersebut, keberadaan WNI di Ukraina pun menjadi tanda tanya.
Baca Juga: Melihat Situasi Konflik Negara Lewat 5 Rekomendasi Film Berlatar Perang
Diberitakan sebelumnya, Kemenlu telah memiliki rencana kontinjensi untuk menjamin keselamatan seluruh WNI yang ada di sana.
Rencana kontinjensi adalah penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan yang belum tentu, namun diperkirakan akan segera terjadi.
Artinya, kondisi yang dikhawatirkan ini bisa juga tidak terjadi.
Namun, apa langkah yang akan dilakukan jika kondisi itu benar terjadi?
Hal ini disampaikan oleh Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri, Judha Negara, dalam press briefing Kementerian Luar Negeri, Kamis (24/2/2022).
"Kami (Kemenlu) bekerja sama bukan hanya dengan KBRI Kyiv, tapi juga dengan beberapa perwakilan kita yang terdekat seperti KBRI Warsawa, KBRI Bratislava, KBRI Bukares, dan juga KBRI Moskow, telah menyusun kontijensi untuk memberikan perlindungan bagi warga negara kita yang ada di sana," kata Judha dalam press briefing tersebut.
Namun, ketika dihubungi untuk menanyakan lebih lanjut terkait rencana ini, Judha belum memberikan responsnya.
Yang pasti, Judha menyebut Kemenlu telah mengantongi data bahwa ada sedikitnya 138 WNI yang saat ini berada di Ukraina.
"Saat ini kami di Kementerian Luar Negeri dan KBRI Kyiv telah mampu menjalin kontak dengan 138 warga negara kita yang ada di Ukraina. Mayoritas mereka bertempat tinggal di Kyiv dan Odessa, dan beberapa lainnya tersebar di beberapa kota yang lain," sebut Judha.
Baca Juga: Film Kadet 1947: Kendali akan Mimpi adalah Senjata di Medan Perang
Komunikasi antara pemerintah dengan WNI sejauh ini terus dilakukan melalui WhatsApp Group.
"Dalam komunikasi di WhatsApp Group, kami mendapat informasi bahwa para warga negara kita yang ada di sana, saat ini masih dalam kondisi aman, mereka tetap tenang," papar Judha.
Ia mengatakan, berdasarkan rencana kontijensi yang telah disusun, seluruh WNI dapat berkumpul ke KBRI Kyiv.
"Dan bagi WNI kita yang kesulitan, agar segera dapat menghubungi nomor hotline darurat KBRI kita yang ada di Kyiv," pungkas Judha.
Adapun kontak hotline dari KBRI Kyiev adalah sebagai berikut: (+380) 503347917.
(*)