Untungnya Kesetaraan Gender di Industri Film Menurut Barbara Stephen, Produser asal Australia

Alessandra Langit - Minggu, 27 Februari 2022
Barbara Stephen, produser animasi 100% Wolf asal Australia bicara soal kesetaraan gender
Barbara Stephen, produser animasi 100% Wolf asal Australia bicara soal kesetaraan gender Festival Sinema Australia Indonesia

Parapuan.co - Kawan Puan, Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) kembali digelar bulan Februari ini.

FSAI menayangkan film terbaik Australia dan Indonesia bagi masyarakat Indonesia di seluruh nusantara.

Dari 19 hingga 27 Februari, penonton Indonesia akan mendapatkan akses eksklusif ke beragam pilihan film Australia dan Indonesia.

Film-film tersebut tersedia melalui streaming online dan dapat ditonton secara gratis.

FSAI 2022 dibuka dengan pemutaran perdana film Jasper Jones di Indonesia.

Film tersebut adalah sebuah drama kehidupan remaja pada 1960-an di Australia Barat, yang dibintangi oleh Toni Collette dan Hugo Weaving.

Di jajaran film festival tahun ini juga terdapat River, sebuah film dokumenter tentang hubungan istimewa antara manusia dengan alam.

Judul film Australia lainnya termasuk film animasi keluarga adalah 100% Wolf, komedi penuh semangat yang diproduseri oleh seorang perempuan Australia bernama Barbara Stephen.

Pada Kamis (24/2/2022), PARAPUAN berkesempatan untuk mewawancarai Barbara Stephen yang juga CEO dari Flying Bark Production.

Baca Juga: Melihat Pentingnya Kesetaraan Gender dan Inklusi dalam Industri Film

Pada kesempatan tersebut, Barbara menceritakan tentang peran perempuan di lingkungan kerja industri film dan animasi di Australia.

Barbara sendiri bekerja sebagai produser selama lebih dari 15 tahun di program olahraga dan gaya hidup sebelum menemukan hasratnya di bidang animasi anak-anak.

Pada tahun 2009, Barbara bergabung dengan Flying Bark Productions, bagian dari
Group Studio 100.

Ia menduduki posisi sebagai produser yang bertugas menjadi pemimpin proses produksi film atau animasi.

Industri kreatif di seluruh dunia sedang berjuang dalam membangun kesetaraan gender di lingkungan kerja, termasuk di Australia.

Posisi Barbara sebagai pemimpin produksi sendiri ia akui menjadi tantangan pada awalnya karena kultur di banyak industri masih menempatkan perempuan di bawah laki-laki.

"Di industri saat saya masuk, jauh lebih banyak pria. Seperti karakter Freddy di 100% Wolf, saya harus beradaptasi," cerita Barbara.

Barbara mengakui bahwa di awal kariernya ia harus belajar banyak untuk menunjukkan bahwa perempuan juga mampu.

Baca Juga: Cerita Mian Tiara Melihat Industri Film Indonesia yang Semakin Ramah Perempuan

Ia merasa beruntung karena tempatnya bekerja, Flying Bark Productions mendorong inklusi dan kesetaraan gender.

Barbara pun menjelaskan keuntungan dari kesetaraan gender yang ia rasakan di tempat kerjanya dan di industri kreatif Australia.

"Kesetaraan gender menjadi fokus utama banyak funding di Australia yang mau membiayai rumah produksi yang mempromosikan kesetaraan dan inklusi," jelas Barbara.

Di Australia, sponsor dan produser eksekutif sangat selektif dalam memberikan dukungan kepada produksi film atau animasi.

Mereka akan memilih dan mendukung produksi yang menerapkan kesetaraan gender di lapangannya.

"Hal itu jadi mendorong orang-orang untuk mendukung kesetaraan, tidak hanya gender namun juga ras, agama, dan latar belakang lainnya," cerita Barbara lebih lanjut.

"Funding mendorong pelaku industri kreatif untuk menerapkan kesetaraan gender," imbuhnya.

Semakin sebuah perusahaan mendorong dan mempromosikan kesetaraan gender, semakin banyak tempat dan peluang yang tersedia untuk karya kreatif mereka.

Sistem kerja industri kreatif yang cukup berkembang di Australia tersebut menjadi salah satu trik yang dapat disontek oleh industri kreatif Indonesia.

Setelah para pemegang kekuasaan di industri film menerapkan dan mencontohkan tindakan dan gerakan inklusi, keseluruhan industri mulai mengikuti, hingga ke generasi muda.

Realita tersebut membuktikan bahwa kesetaraan gender dapat diwujudkan dalam segala bidang, hanya kesadaran akan pentingnya hal tersebutlah yang dirasa masih kurang diterapkan di Indonesia.

Baca Juga: Tak Boleh Diremehkan, Ini Kata Gina S. Noer Soal Pentingnya Suara Penonton Film Perempuan

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Serba-serbi Demam Babi Afrika yang Sedang Ramai, Ketahui Penyebab dan Penularannya