Hasil penjualannya sendiri akan disumbangkankepada dua organisasi non-pemerintah yang bergerak pada bidang kemanusiaan di Ukraina.
Dua organisasi tersebut yakni Proliska dan the Return Alive Foundation.
Melalui proyek ini, UkraineDAO besutan Nadya ini berhasil meraup pundi-pundi sebesar USD 1.3 juta alias Rp18.7 miliar.
Target dari proyek ini adalah USD 2.7 juta atau 1.000 ETH (sekitar Rp38 miliar).
Pussy Riot sendiri merupakan grup punk rock feminis asal Moskow.
Grup yang didirikan tahun 2011 ini telah menampilkan berbagai pertunjukan yang unik.
Selain itu, grup ini terkenal dengan kritikannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Melansir HAI, sebelumnya para anggota Pussy Riot pernah berada di balik jeruji besi lantaran berbagai kritikannya terhadap penguasa di Federasi Rusia itu.
Nadya Tolokonnikova dan rekannya Nika Nikulshina bahkan telah dilabeli sebagai antek asing alias "foreign agents" oleh pemerintah Rusia. (*)
Baca Juga: Kementerian Luar Negeri RI Berhasil Evakuasi 25 WNI di Ukraina Lewat Rumania