Parapuan.co - Orang yang sedang berjuang melawan depresi, sebaiknya menghindari alkohol.
Memang alkohol bisa menekan perasaan cemas atau sedih, sayangnya efek tersebut hanya sementara.
Hendaknya Kawan Puan ketahui bahwa dalam banyak kasus, mengobati alkoholisme akan meredakan depresi.
Namun, mengurangi depresi tidak menyelesaikan gangguan penggunaan alkohol.
Lantas apa hubungan antara alkohol dan depresi?
Dilansir dari Very Well Mind, alkohol dapat menghasilkan perasaan euforia dan kegembiraan sehingga penikmatnya langsung merasa lebih bahagia dan percaya diri.
Tetapi, perasaan itu hanya sementara dan hendaknya dipahami bahwa alkohol adalah depresan.
Sama seperti barbiturat (obat penenang), alkohol memengaruhi sistem saraf pusat (SSP) dan fungsi otak.
"Alkohol sering digunakan untuk mematikan emosi yang tidak nyaman dan dapat menjadi pola kebiasaan yang mengganggu keseimbangan alami neurotransmiter di otak," kata Vanessa Kennedy, PhD, Direktur Psikologi di Driftwood Recovery.
Baca Juga: Mengapa Vyvanse Disalahgunakan? Ini Gejala hingga Efek Sampingnya
Minum alkohol terus-menerus dan berlebihan pun dapat meningkatkan risiko terkena gangguan depresi mayor.
Kondisi depresi mayor yang mungkin terjadi ini akan membahayakan kesehatan fisik dan mental.
Mengetahui hal tersebut, Vanessa menyarankan bagi setiap individu yang didiagnosis dengan depresi klinis harus sangat berhati-hati dalam menggunakan zat seperti alkohol.
Selain itu, Vanessa mengungkap bahwa konsumsi antidepresan dan minum alkohol justru mengurangi khasiat obat.
Perlu dipahami pula bahwa ada beberapa faktor yang memicu terjadinya gangguan depresi dan kecanduan alkohol.
Faktor-faktor yang memengaruhi depresi dan kecanduan alkohol ialah:
1. Genetika, termasuk riwayat keluarga depresi atau penyalahgunaan zat.
2.Riwayat trauma atau pelecehan, PTSD yang mungkin diakibatkan oleh pelecehan anak, kekerasan seksual, dan perang.
3. Kondisi kesehatan mental .
4. Faktor lingkungan, termasuk paparan kekerasan, trauma, penyerangan, dan pelecehan.
Sebab hubungan antara alkohol dan depresi ini cukup dekat, maka sebaiknya jika mengalami kecanduan atau masalah mental segeralah berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental.
Dengan begitu, individu akan mendapat solusi yang terbaik untuk mencegah perbukurukan kondisi gangguan mental.
(*)
Baca Juga: 7 Ciri Anhedonia Sosial, Sulit Menikmati Kebersamaan dengan Orang Lain