Baca Juga: Intip Momen Happy Salma Rayakan Hari Suci Nyepi di Bali, Keliling Bareng Anak-anak
Hal ini terbukti sewaktu upacara Ngaben ogoh-ogoh dipasang di setiap wadah atau bade yang merupakan tempat untuk mengusung jenazah ke kuburan sebelum dibakar.
Meskipun begitu, wujud ogoh-ogoh tidak seseru yang diarak ketika upacara Ngerupuk pada malam menjelang Nyepi.
Di daerah Buleleng, perayaan ogoh-ogoh yang sederhana disebut dengan dawang-dawang.
Bentuknya kecil dan amat sederhana, yang jika di daerah Buleleng disebut dengan dawang-dawang.
Terdapat filosofi dalam pawai ogoh-ogoh yang dilakukan masyarakat Bali.
Ogoh-ogoh merupakan refleksi dari nilai-nilai filosofis perjalanan roh ke alam baka.
Di dalam upacara Ngerupuk yang berkaitan dengan Hari Raya Nyepi, ogoh-ogoh tidak berkaitan dengan agama.
Patung yang biasanya dibuat untuk pawai ogoh-ogoh biasanya wujudnya menyerupai dengan roh-roh jahat (buta kala) atau raksasa dan berbagai siluman black magic.
Semua wujud roh jahat tersebut suka menggangu ketenteraman umat manusia.
Baca Juga: Aturan Hari Raya Nyepi 2022 di Bali, Jalan Tol hingga Bandara Ditutup
Setelah diarak, patung roh jahat tersebut dibakar.
Hal tersebut bermakna perusak mesti dibasmi dan unsur-unsur negatif di bumi harus dinetralkan.
(*)