Hormon ini meningkatkan nafsu makan seseorang dan, jika stres tidak berlalu, kadar kortisol dan nafsu makan tetap meningkat.
Terungkap pula dalam studi dari Hebrew University of Jerusalem, di manapara peneliti melihat mekanisme molekuler yang dapat menghubungkan kecemasan dan metabolisme.
Secara khusus, para peneliti ini melihat hubungan antara ekspresi jenis microRNA tertentu dan proses yang terkait dengan sindrom metabolik.
Hermona Soreq dan rekan tim peneliti lainnya pun melakukan penelitian yang menunjukkan peningkatan ekspresi regulator peradangan microRNA di dalam otak dan usus sebagai respons terhadap stres dan kecemasan.
Alhasil Hermona menemukan bahwa ekspresi microRNA sebagai akibat dari kecemasan dapat meningkatkan efek proses yang terkait dengan sindrom metabolik.
Mereka juga menemukan bahwa tingkat ekspresi microRNA bervariasi antara sel dan jaringan yang berbeda, tergantung pada apakah subjek telah terpapar stres.
Tak hanya makan berlebihan, stres juga dapat menyebabkan masalah tidur, penurunan motivasi untuk berolahraga, dan peningkatan konsumsi alkohol.
Di mana semua faktor tersebutlah yang mampu meningkatkan kemungkinan kenaikan berat badan.
Baca Juga: Psikolog Ungkap Penyebab Perempuan Rentan Alami Masalah Kesehatan Mental