Benarkah Efek Stres Bisa Memicu Obesitas? Begini Cara Mengatasinya

Anna Maria Anggita - Jumat, 4 Maret 2022
efek stres pada obesitas
efek stres pada obesitas PonyWang

Parapuan.co - Tepat di Hari Obesitas Sedunia, 4 Maret 2022 ini, hendaknya wajib diketahui oleh masyarakat Indonesia bahwa stres bisa menjadi pemicu obesitas.

Sadar atau tidak, ketika emosi sedang tidak stabil, sebagian orang akan lari ke makanan.

Menyantap makanan yang tidak terkontrol akibat stres, maka nantinya bisa meningkatkan berat badan bahkan hingga obesitas.

Namun perlu diketahui pula, bahwa stres itu bisa menghilangkan nafsu makan seseorang juga.

Lantas, apa efek stres terhadap berat badan?

Dilansir dari News Medical, stres jangka pendek dapat menyebabkan seseorang kehilangan nafsu makan. 

Pasalnya, stres dalam jangka pendek, menyebabkan otak memproduksi hormon penekan nafsu makan yang disebut corticotrophin-releasing hormone.

Selama masa stres, sinyal juga dikirim ke kelenjar adrenal yang memicu produksi adrenalin, yang menekan setiap keinginan untuk makan sebagai bagian dari respons melawan.

Namun, kondisi stres kronis terjadi sebaliknya, di aman stres uang berkelanjutan menyebabkan pelepasan hormon yang disebut kortisol.

Baca Juga: Mengapa Alkohol dan Depresi Saling Berhubungan? Ini Penjelasannya

Hormon ini meningkatkan nafsu makan seseorang dan, jika stres tidak berlalu, kadar kortisol dan nafsu makan tetap meningkat.

Terungkap pula dalam studi dari Hebrew University of Jerusalem, di manapara peneliti melihat mekanisme molekuler yang dapat menghubungkan kecemasan dan metabolisme.

Secara khusus, para peneliti ini melihat hubungan antara ekspresi jenis microRNA tertentu dan proses yang terkait dengan sindrom metabolik.

Hermona Soreq dan rekan tim peneliti lainnya pun melakukan penelitian yang menunjukkan peningkatan ekspresi regulator peradangan microRNA di dalam otak dan usus sebagai respons terhadap stres dan kecemasan. 

Alhasil Hermona menemukan bahwa ekspresi microRNA sebagai akibat dari kecemasan dapat meningkatkan efek proses yang terkait dengan sindrom metabolik.

Mereka juga menemukan bahwa tingkat ekspresi microRNA bervariasi antara sel dan jaringan yang berbeda, tergantung pada apakah subjek telah terpapar stres.

Tak hanya makan berlebihan, stres juga dapat menyebabkan masalah tidur, penurunan motivasi untuk berolahraga, dan peningkatan konsumsi alkohol.

Di mana semua faktor tersebutlah yang mampu meningkatkan kemungkinan kenaikan berat badan.

Baca Juga: Psikolog Ungkap Penyebab Perempuan Rentan Alami Masalah Kesehatan Mental

Demi menghindari efek dari stres yang mampu memicu kenaikan berat badan, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, seperti:

1. Olahraga

Di saat merasa stres, cobalah untuk melakukan olahraga.

Ketika seseorang berolahraga dengan penuh semangat, tingkat kortisol meningkat, meskipun hanya dalam jangka pendek, namun ini bermanfaat untuk meningkatkan energi.

Walaupun begitu, sebenarnya olahraga cenderung menurunkan kortisol untuk jangka waktu yang lebih lama lho.

2. Meditasi

Tips mengatasi stres berikutnya adalah dengan meditasi.

Meditasi menjadi kegiatan yang mampu memotivasi orang untuk lebih waspada tentang makanan mana yang mereka pilih untuk dibeli dan dikonsumsi.

Dengan begitu seseorang akan lebih paham mana yang sehat untuk tubuhnya.

Baca Juga: Mengenal WhatsApp Fatigue, Kelelahan Akibat Terlalu Banyak Notifikasi Pesan

3. Dukungan emosional

Didukung oleh teman dan keluarga tampaknya bermanfaat dalam mengatasi stres.

Misalnya saja individu yang dalam lingkungan kerjanya penuh tekanan namun memilliki orang yang mendukung dengan baik mampu mengurangi risiko terjadinya stres.

Nah, Kawan Puan dari ulasan di atas, dapat dipahami ya bahwa memang stres memicu obesitas ya.

Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika sedang stres, segera ditangani dengan bijak agar tidak mengalami kenaikan berat badan yang merugikan tubuh.

(*)

Sumber: News Medical
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja