Kesehatan Reproduksi Perempuan: Penyebab pH Vagina Tidak Seimbang

Ratu Monita - Sabtu, 5 Maret 2022
Kesehatan reproduksi perempuan mengenai pH vagina yang tidak seimbang.
Kesehatan reproduksi perempuan mengenai pH vagina yang tidak seimbang. Iryna Zastrozhnova

Parapuan.co - Kadar pH vagina tentu memengaruhi kondisi kesehatan reproduksi perempuan

pH sendiri merupakan kadar keasaman suatu zat dan dalam hal ini adalah vagina. 

Kadar pH vagina penting untuk diperhatikan karena kadar yang tepat dapat membantu pencegahan masalah kesehatan reproduksi perempuan berupa infeksi, kehamilan yang sehat, dan perubahan hormonal.

Pada dasarnya, setiap bagian tubuh memiliki kadar pH yang berbeda-beda. 

Misalnya, pH pada bagian perut bersifat asam karena untuk membantu memecah makanan dan membunuh bakteri berbahaya.

Sementara, pada bagian tubuh lainnya memiliki pH kurang asam.

Untuk area vagina memiliki kadar pH sekitar 3,8 hingga 4,5, yang berarti berada di sisi asam.

Namun, tingkat keasaman pH vagina akan kian menurun seiring bertambahnya usia dan tingkat pH akan naik mendekati 5.

Secara alami, vagina merupakan rumah bagi berbagai jenis bakteri penghasil asam yang sehat dan baik untuk kesehatan organ kewanitaan.

Baca Juga: Kesehatan Reproduksi Perempuan: Penyebab Miss V Gatal saat Menstruasi

Untuk mencegah vagina kering dan menjaga keseimbangan kimiawi, serta kesehatan reproduksi perempuan, vagina akan secara teratur memproduksi cairan mengandung asam.

Keasaman vagina inilah yang membantu melindungi vagian dari kuman, karena kandungan asam mampu membunuh bakteri, parasit, dan jamur berbahaya.

Di sisi lain, terdapat beberapa hal yang menyebabkan pH vagina seseorang menjadi tidak seimbang.

Penyebab pH vagina tidak seimbang

Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan pH vagina seorang perempuan mengalami perubahan. 

Mulai dari kondisi kesehatan, gaya hidup, hingga faktor lainnya. 

Dilansir dari laman WebMD, berikut beberapa kondisi kesehatan organ kewanitaan yang menyebabkan pH vagina tidak seimbang.

1. Siklus menstruasi: Perubahan siklus menstruasi akan memengaruhi pH vagina, termasuk saat sudah memasuki masa menopause atau saat sedang hamil.

Baca Juga: 3 Penyebab Vagina Kendur dan Cara Mengatasinya Menurut Dokter Obgyn

2. Pengobatan: Mengonsumsi obat antibiotik dapat meningkatkan pH vagina karena tubuh tenga membunuh semua bakteri, baik dan buruk.

Bahkan, konsumsi pil KB juga dapat mengubah pH vagina bagi sebagian orang, yang berpotensi menyebabkan infeksi.

3. Douching: Cara pembersihan organ kewanitaan yang biasanya melibatkan menyemprotkan campuran cairan ini dapat meningkatkan pH vagina.

4. Pelumas: Penggunaan pelumas saat berhubungan intim dapat memengaruhi kadar pH vagina, karena sejumlah produk pelumas memiliki pH lebih tinggi dari 4,5 , di mana semakin tinggi pH maka ia dapat membunuh bakteri sehat dan menyebabkan infeksi.

Gejala pH vagina tidak seimbang

Tingkat pH vagina yang tidak seimbang dapat disertai dengan gejala dan menyebabkan infeksi bakteri, hingga masalah kesehatan lainnya. 

Berikut beberapa gejala pH vagina tidak seimbang.

- Bau amis yang kuat 

- Keputihan berwarna abu-abu, hijau, atau berbusa

- Gatal di sekitar vagina

- Pembengkakan dan iritasi di sekitar vagina

- Sakit saat berhubungan seks

- Sensasi terbakar saat buang air kecil

Ini adalah gejala infeksi umum seperti bakterial vaginosis , trikomoniasis , atau infeksi jamur.

Sebagian besar infeksi ini termasuk dalam kategori vaginitis yang lebih parah, yakni peradangan atau iritasi pada vagina dan sekitarnya.

Nah, itulah kondisi kesehatan reproduksi perempuan yang dapat menyebabkan pH vagina tidak seimbang. (*)

Baca Juga: Tingkatkan Kepercayaan Diri, Ini Perawatan untuk Mengencangkan dan Meremajakan Miss V

Sumber: WebMD
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru