Parapuan.co - Sambut Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2022, ternyata masih banyak perempuan yang berjuang dengan kesehatan mentalnya.
Pasalnya, tak sedikit perempuan yang belum tahu bahwa gangguan mental adalah masalah kejiwaan serius.
Selain itu, perempuan juga rentan alami masalah mental karena stigma sosial, tradisi, pekerjaan, penyakit, dan lain-lain.
Melansir Diagnosis.org, penyebab biologis telah terbukti berperan dalam mengembangkan gangguan mental pada perempuan.
Faktanya, tingkat serotonin atau hormon suasana hati pada perempuan lebih rendah daripada laki-laki.
Selain itu, perempuan juga lebih rentan terhadap perubahan hormonal yang dikaitkan dengan ketidakseimbangan suasana hati.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perempuan dua kali lebih mungkin mengalami gangguan mental dibandingkan pria seperti depresi, gangguan panik, dan gangguan makan.
1. Depresi
Depresi adalah perasaan sedih luar biasa yang menghilangkan minat untuk beraktivitas, dan berlangsung setidaknya dua minggu atau lebih lama.
Baca Juga: Perlu Tahu, Ini 5 Mitos tentang Depresi yang Kerap Disalahartikan
Gejala depresi termasuk hilangnya antusiasme untuk aktivitas sehari-hari, perasaan putus asa, perasaan tidak berharga, dan perubahan nafsu makan.
Selain itu, perempuan yang mengalami depresi mungkin menangis setiap hari, kesulitan tidur, hingga sakit kepala terus-menerus.
Depresi adalah gangguan mental berat yang harus segera ditangani demi mencegah perbuatan membahayakan.
Pasalnya, depresi kronis bisa meningkatkan risiko melukai diri sendiri, pikiran tentang kematian, hingga bunuh diri.
2. Gangguan panik
Gangguan kecemasan umum (GAD), fobia, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), dan kecemasan sosial adalah semua bentuk gangguan panik.
Perempuan lebih mungkin menderita GAD dan fobia spesifik, yang dapat terjadi sebagai akibat dari kombinasi penyakit lain seperti depresi.
Gangguan kecemasan umum (GAD) dapat berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam, yang sering diikuti oleh perasaan khawatir, bingung, stres, dan cemas yang intens.
Sementara itu, PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) disebabkan oleh kesulitan pulih dari peristiwa traumatis atau pengalaman mengerikan.
Baca Juga: Mengenal PTSD, Trauma yang Dialami Korban Pelecehan Seksual di KPI
PTSD lebih mungkin dialami perempuan, sebab perempuan sering kali menjadi korban kekerasan seksual atau fisik.
Akibat pengalaman traumatis tersebut, PTSD dapat berdampak signifikan tentang bagaimana perempuan melihat dunia dan dirinya sendiri.
3. Gangguan makan
Perempuan lebih rentan terhadap perkembangan kepercayaan diri yang negatif, masalah citra tubuh, dan harga diri yang rendah.
Akibat stigma sosial, berat badan selalu menjadi masalah yang kerap dikaitkan dengan perempuan.
Tak sedikit perempuan mengalami diet ketat hingga gangguan makan, seperti anoreksia dan bulimia nervosa.
Selain itu, ada gangguan dismorfik tubuh (BDD), di mana seseorang terus mencari kepastian tentang penampilannya dan menganggap dirinya jelek.
Pada akhirnya, mereka akan mencari pengobatan demi menghilangkan apa pun yang dianggap cacat fisik, misalnya operasi plastik.
Jadi, itulah ketiga jenis gangguan mental yang sering dialami perempuan ya, Kawan Puan.
Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami hal tersebut, ada baiknya untuk segera mencari bantuan profesional ke psikolog maupun psikiater.
Baca Juga: Body Dysmorphic Disorder: Ciri-Ciri Gangguan Mental tentang Ketidakpuasan Fisik
(*)