Parapuan.co - Belakangan profesi forecaster atau prakirawan cuaca menjadi menarik perhatian warganet Tanah Air karena sebuah drama Korea (drakor).
Drakor bertajuk Forecasting Love and Weather itu memang sejak sebelum tayang sudah dinantikan karena memiliki latar belakang kisah di kantor BMKG.
Dalam drakor tersebut, kamu tidak hanya disajikan cerita romansa antara kedua tokoh utama, Park Min Young sebagai Jin Ha Kyung dan Song Kang sebagai Lee Si Woo.
Kawan Puan juga akan melihat bagaimana cara kerja seorang forecaster atau prakirawan cuaca sebelum menyampaikan prakiraan cuaca ke masyarakat.
Bahkan, sejak episode pertama, kamu sudah bisa melihat tim yang dipimpin oleh Park Min Young mengamati, menganalisis, hingga memprakirakan cuaca berdasarkan serangkaian data.
Lantas, apa yang ditampilkan di drakor Forecasting Love and Weather ini bikin sebagian orang bertanya-tanya, apakah sebenarnya seperti itu juga?
Apakah apa yang terlihat itu hanya dilakukan BMKG di Korea Selatan? Bagaimana dengan tugas seorang prakirawan cuaca di BMKG Indonesia?
Hal tersebut pun dijawab oleh Aqie Wandala, Kepala Sub Koordinat Peringatan Dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam live BMKG di Instagram.
"Menarik sekali ketika kita dihebohkan dengan drakor visualisasi yang bagus, sebetulnya mirip-mirip, ya. Memang sangat faktual sekali apa yang digambarkan oleh drakor tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Seperti Park Min Young di Forecasting Love and Weather, Ini 5 Keuntungan Punya Pemimpin Perempuan
Bagaimana proses forecasting?
Sebelum membahas kerja seorang forecaster, ketahuilah dulu bagaimana proses meramalkan atau memprakirakan cuaca itu sendiri.
"Ini sebuah kerja yang dilakukan bersama-sama. Tidak hanya oleh kita di Indonesia tetapi dunia. Meskipun ada perbedaan waktu," terang Aqie.
Karena, di seluruh dunia setiap negara diwajibkan World Meteorological Organization (WMO), untuk melakukan pengamatan cuaca, bersama-sama di jam yang sama.
Walau yang dilaporkan tiap 3 jam, setiap jam di waktu yang sama, BMKG di seluruh dunia melakukan pengamatan cuaca bersama-sama.
"Hal ini penting dilakukan karena cuaca adalah fenomena yang terjadi di dalam bumi, bukan di luar bumi. Artinya sesuatu yang bisa kita amati," ujar Aqie.
Data itu dikumpulkan di tempat pengumpulan yang sudah disediakan WMO, dijadikan satu, lalu disimulasikan menjadi bagaimana perkembangan cuacanya.
Dari pengamatan bersama di seluruh dunia, lalu dapat satu hasil. Sebelum sampai rilis ke masyarakat, data tersebut dimodelkan.
Setelah mendapat pemodelan cuaca, diproyeksikan seminggu ke depan kondisi bumi akan bagaimana dengan perhitungan matematis hingga jadi prakiraan cuaca.
Baca Juga: Syarat Masuk STMKG agar Jadi Peramal Cuaca seperti di Forecasting Love and Weather
Lantas, apa yang dikerjakan oleh forecaster?
Sebelum sampai rilis ke masyarakat, hasil pengamatan tersebut perlu dimodelkan dengan pendekatan numerik, bermain dengan angka untuk selanjutnya dilakukan pengolahan.
Ketika dapat pemodelan cuaca, kita butuh orang yang menerjemahkan perhitungan matematis tadi untuk menjadi sebuah prakiraan cuaca yang dilakukan oleh prakirawan cuaca.
"Pada prinsipnya, seorang forecaster itu wajib untuk terus mengamati kondisi cuaca di sekitarnya. Enggak hanya saat kerja, kalau dari rumah bisa juga," ujar Aqie.
Aqie bilang, "Untuk memulai karier sebagai forecaster, dimulai dari menjadi pengamat dulu. Udah jadi kebiasaan kita untuk mengamati, bagaimana cuaca berubah, awan bergerak, dan lainnya."
Nanti akan bisa menjadi referensi untuk membuat analisis sebalum kita melakukan prediksi cuaca.
"Seorang prakirawan cuaca wajib untuk memantau terus perkembangan cuaca dari alat-alat meteorologi, baik yang sederhana atau yang canggih," tegasnya.
Pasalnya, Aqie mengungkapkan bahwa saat ini teknologi pengamatan cuaca sudah jauh berkembang dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
Baca Juga: Sebagai Manajer, Catat 5 Cara Ini untuk Menghadapi Asmara Satu Kantor
Kita punya satelit cuaca di luar bumi yang meng-capture perkembangan awan tiap menit, radar cuaca yang meng-capture bagaimana awan itu bergerak, menjadi awan hujan, lalu area hujan.
Forecaster wajib untuk terus memantau kondisi ini dan inilah hal yang dilakukan selain membuat analisis ialah membuat prakiraan itu sendiri.
"Membangun feel prakiraan ini tentu saja tidak sekadar firasat, tetapi dibantu dengan data. Memang sense atau feel dan pengalaman akan terus terbangun," aku Aqie.
"Jam terbang menentukan. Apalagi Indonesia wilayah tropis di mana perubah cuaca jauh lebih cepat dibanding daerah lintang tinggi. Skill terus terbangun juga dengan pengalaman," ujarnya.
Bahkan, sekarang forecaster berevolusi juga, sekarang bahkan F menjadi penyampai pesan yang baik. Berbicara kepada masyarakat hingga menjadi influencer, lho. (*)