Parapuan.co - Menjalin hubungan romantis dengan pasangan yang memiliki ikatan baik dengan ibunya adalah tanda hubungan sehat.
Namun, seorang mama's boy atau anak mama menempatkan ibu menjadi orang teratas dalam kehidupannya.
Situasi tersebut mungkin menjadikanmu merasa sulit untuk menjadi orang nomor satu bagi pasanganmu.
Untuk mengetahui apakah kamu menjalin hubungan romantis dengan anak mama, perhatikan tanda-tanda ini:
• Pasanganmu ingin terhubung setiap hari dengan ibunya, baik melalui telepon atau secara langsung.
• Pasanganmu sering memprioritaskan ibunya daripada kamu atau anak-anaknya.
• Pasanganmu tidak pernah jauh dari ibunya, atau bahkan masih tinggal bersamanya.
• Pasanganmu kesulitan membuat keputusan tanpa ibunya.
• Pasanganmu mengharapkan kamu merawat dengan cara yang sama seperti ibunya.
Baca Juga: Mengenal Sindrom Peter Pan, Bikin Pria Tidak Dewasa Secara Emosional
• Keinginan ibu adalah perintah bagi pasanganmu, yang perlu dilakukan dengan segera.
Cara menghadapi pasangan anak mama
Apabila tanda-tanda anak mama terhubung dengan pasanganmu, cobalah menghadapinya sebagaimana dilansir dari Brides berikut ini. Yuk, simak!
1. Menetapkan batasan
Ingat, bahwa hubungan romantis adalah sebuah tim yang terdiri dari dua orang, yaitu kamu dan pasanganmu.
Setelah kamu menetapkan bahwa pasanganmu adalah anak mama, tentukan perilaku mana yang dapat ditoleransi dan tidak.
Misalnya, kamu dapat memberi tahu pasanganmu bahwa tidak masalah baginya untuk menghubungi ibunya secara teratur, asalkan tidak mengganggu waktu kalian bersama.
Selain itu, komunikasikan jika kamu ingin membangun rumah tangga secara mandiri dengan memiliki rumah sendiri.
Apabila ibu mertuamu turut mengambil keputusan dalam rumah tanggamu, itu sebenarnya sudah melewati batas.
Baca Juga: 3 Tips Perkuat Hubungan Suami Istri saat Masih Tinggal Bersama Mertua
Apa pun masalah dalam rumah tangga, keputusan terakhir adalah kesepakatan antara kamu dan pasanganmu.
2. Menghindari kebencian
Wajar jika kamu cemburu ketika pasanganmu menghabiskan lebih banyak waktu dengan ibunya sendiri daripada kamu.
Jangan dipendam, komunikasikan jika kamu cemburu dan menginginkan lebih banyak waktu berkualitas bersama.
Jangan menggerutu atau merendahkan ibunya, sebab itu akan menyakitkan dan menimbulkan konflik dengan pasanganmu.
Perasaan itu bisa berubah menjadi dendam, yang merupakan ketegangan berbahaya dalam pernikahan yang sehat.
3. Komunikasi terbuka
Pasanganmu akan menjadi faktor penentu apakah keterikatan dengan ibunya sangat memengaruhi pernikahanmu.
Coba ungkapkan secara terbuka bahwa mendahulukan hubungan romantis atau pernikahan juga baik untuknya.
Sebab, anak mama dan suami adalah peran yang berbeda, yang perlu batasan untuk tidak saling tumpah tindih.
Nah, apakah pasanganmu juga termasuk anak mama juga, Kawan Puan? (*)
Baca Juga: 5 Cara Berkomunikasi yang Efektif dalam Hubungan, Bantu Hindari Salah Paham