Salah satunya program Bangkit mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan dan sertifikasi teknologi.
Dalam program tersebut, terdapat 30% peserta perempuan pada tahun 2021.
Selain itu, ada juga Women Developer Academy yang mengajarkan keterampilan profesional teknologi bagi perempuan di Asia Tenggara.
Google pun juga membantu perempuan mencapai potensi ekonomi mereka melalui program khusus bernama WomenWill.
Program ini telah menyatukan 300 ribu pengusaha perempuan untuk saling menginspirasi, berbagi pengetahuan, dan belajar menggunakan alat digital untuk mengembangkan bisnis dari para ahli sejak pertama diluncurkan pada tahun 2018.
Selain itu, dam laporan terbaru di Google 2021 Diversity Annual Report menunjukkan bahwa prekrutan di Asia Pasifik, mencapai lebih dari 36%.
Jumlah ini lebih tinggi dari rata-rata global, dan yang lebih luar biasa adalah perempuan di jajaran kepemimpinan terdapat lebih dari 29%, lebih tinggi dari rata-rata global.
Acara tersebut turut dihadiri oleh band Metal Voice of Baceprot.
Baik Firdda Marsya Kurnia (vokal, gitar), Widi Rahmawati (bas) dan Euis Siti Aisyah (drum) menceritakan tentang bagaimana mereka mendapatkan stigma negatif gender.
Baca Juga: Grow With Google Bisa Bantu Lulusan SMA Raih Kesempatan Kerja, Apa Itu?
Lewat karyanya, ia dapat menyuarakan pemikiran mereka.
“Terlepas dari laki-laki atau perempuan, memakai hijab atau nggak, kami ingin dikenal sebagai musisi yang memiliki karya-karya berkualitas.
Kami merasa bahwa melalui genre rock/metal yang kami sukai, kami dapat menyuarakan ide-ide di kepala kami, tentang stereotipe, prasangka dan semua pandangan masyarakat yang sering kami dengar,” ujar vokalis Voice of Baceprot, Marsya. (*)