Rayakan Hari Perempuan Internasional, Google Ajak Perempuan Pahami Aspirasi Diri dan Sekitar

Firdhayanti - Senin, 7 Maret 2022
Google adakan #Buka Suara untuk rayakan Hari Perempuan Internasional.
Google adakan #Buka Suara untuk rayakan Hari Perempuan Internasional. Dok. Google

Parapuan.co - Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day pada 8 Maret 2022 mendatang, Google mengadakan #YukBukaSuara. 

#YukBukaSuara adalah sebuah inisiatif untuk perempuan Indonesia untuk memahami suara yang ada di masyarakat dengan apa yang ada di dalam dirinya. 

Berdasarkan laporan Google tentang Towards Gender Equity Online yang dilakukan di enam negara berkembang, ditemukan tumpang tindih sebagai hambatan perempuan untuk menikmati manfaat internet. 

Banyak perempuan berjuang untuk menemukan konten yang relevan di internet. 

Terlebih lagi, lebih sedikitnya figur perempuan inspiratif yang sesuai dengan norma dan budaya lokal atau komunitas perempuan di internet yang memungkinkan mereka dengan bebas mengajukan pertanyaan yang penting namun dianggap sensitif secara sosial.

Adapun pertanyaan tersebut seperti: bagaimana menjadi ibu yang baik atau seputar kesehatan reproduksi.

Bahkan di lingkungan fisiknya, perempuan menghadapi pembatasan akses ke internet.

Hal itu terjadi karena anggota keluarga yang mungkin bermaksud baik cenderung khawatir tentang paparan yang akan didapatkan anggota keluarga perempuan mereka di dunia yang lebih luas.

Adapun  keamanan berinternet, dan potensi gangguan dari tanggung jawab yang harus mereka jalankan dan diterima di masyarakat sosial.

Baca Juga: Kursus Digital Skills yang Gratis di Google, Dibutuhkan di Dunia Kerja

Jika dibiarkan, hal ini dapat menimbulkan masalah yang jauh lebih besar bagi negara.

Pilar kelima dalam Sustainable Development Goals menjelaskan bahwa ketidaksetaraan gender mengganggu kemampuan Indonesia untuk berkembang, upaya pemberantasan kemiskinan, dan pemerintahan yang efektif.

Dengan demikian, menggalakan kesetaraan gender harus menjadi salah satu perhatian utama dari strategi pembangunan.

Mendorong kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam hal partisipasi ekonomi, akses yang sama terhadap pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan politik dalam rangka membantu bangsa untuk benar-benar mencapai potensinya.

Perempuan adalah pilar kekuatan bagi keluarga dan masyarakat sekitar. 

Karenanya, Google mendukung perempuan Indonesia yang ingin meningkatkan dirinya sendiri. 

"Contohnya, secara internal kami memiliki komunitas Women@ID yang sangatlah aktif dan bagi eksternal kami telah menjalankan kelas digital Women Will selama 5 tahun, jelas Fida Heyder, Head of Consumer Apps Marketing, Google Indonesia.

Bantu Perempuan Mencapai Karier 

Selain meluncurkan #BukaSuara, Google juga mengingatkan kembali berbagai program yang ditujukan untuk perempuan agar dapat meraih karier impiannya. 

Baca Juga: Manfaatkan Grow With Google, Begini Cara Kerja Lintas Jurusan Kuliah

Salah satunya program Bangkit mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan dan sertifikasi teknologi. 

Dalam program tersebut, terdapat 30% peserta perempuan pada tahun 2021.

Selain itu, ada juga Women Developer Academy yang mengajarkan keterampilan profesional teknologi bagi perempuan di Asia Tenggara.

Google pun juga membantu perempuan mencapai potensi ekonomi mereka melalui program khusus bernama WomenWill.

Program ini telah menyatukan 300 ribu pengusaha perempuan untuk saling menginspirasi, berbagi pengetahuan, dan belajar menggunakan alat digital untuk mengembangkan bisnis dari para ahli sejak pertama diluncurkan pada tahun 2018.

Selain itu, dam laporan terbaru di Google 2021 Diversity Annual Report  menunjukkan bahwa prekrutan di Asia Pasifik, mencapai lebih dari 36%.

Jumlah ini lebih tinggi dari rata-rata global, dan yang lebih luar biasa adalah perempuan di jajaran kepemimpinan terdapat lebih dari 29%, lebih tinggi dari rata-rata global.

Acara tersebut turut dihadiri oleh band Metal Voice of Baceprot. 

Baik Firdda Marsya Kurnia (vokal, gitar), Widi Rahmawati (bas) dan Euis Siti Aisyah (drum) menceritakan tentang bagaimana mereka mendapatkan stigma negatif gender. 

Baca Juga: Grow With Google Bisa Bantu Lulusan SMA Raih Kesempatan Kerja, Apa Itu?

Lewat karyanya, ia dapat menyuarakan pemikiran mereka. 

“Terlepas dari laki-laki atau perempuan, memakai hijab atau nggak, kami ingin dikenal sebagai musisi yang memiliki karya-karya berkualitas.

Kami merasa bahwa melalui genre rock/metal yang kami sukai, kami dapat menyuarakan ide-ide di kepala kami, tentang stereotipe, prasangka dan semua pandangan masyarakat yang sering kami dengar,” ujar vokalis Voice of Baceprot, Marsya. (*)

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Borong Perlengkapan Ibu dan Bayi di Waktunya IMBEX Berd15kon!