Parapuan.co - Masih dalam rangka Hari Obesitas Sedunia yang jatuh pada 4 Maret 2022 lalu, hendaknya dipahami bahwa kelompok usia dewasa muda itu berpotensi mengalami obesitas.
Hal ini pun diungkapkan pula oleh dr. Elvieda Sariwati, M.Epid, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI dalam acara bertajuk "Anak Muda Lawan Obesitas" pada Senin (7/3/2022).
Menurut dr. Elvieda, masyarakat kelompok usia dewasa muda berpotensi mengalami obesitas karena terjadinya perubahan aktivitas fisik dan meningkatnya konsumsi makanan tinggi kalori.
"Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, prevalensi obesitas untuk usia 18 tahun ke atas meningkat dari 14,8 persen di tahun 2013 menjadi 21,8 persen di tahun 2018," paparnya.
dr. Elvieda mengungkap kondisi ini diperburuk dengan meningkatnya kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi makanan yang tidak sehat sejak pandemi.
Ia mengungkap perubahan gaya hidup selama pandemi seperti konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih serta berkurangnya aktivitas fisik berpotensi meningkatkan risiko obesitas.
Padahal penting diketahui oleh semua orang bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi.
dr. Elvieda membongkar bahwa masyarakat yang mengalami obesitas diketahui memiliki risiko diabetes yang lebih tinggi sebesar delapan kali lipat.
Selain diabetes, obesitas juga berkaitan dengan peningkatan risiko hipertensi hingga lima kali lipat dan risiko penyakit jantung hingga dua kali lipat.
Baca Juga: Dengarkan Tubuhmu, Inilah 7 Masalah Kesehatan Akibat Kurang Gerak
Tentunya kondisi obesitas itu perlu diwaspadai karena prevalensi penyakit-penyakit kronis ini di Indonesia terus meningkat, yakni:
- 10,8 persen untuk diabetes
- 34,1 persen untuk hipertensi
- 1,5 persen untuk penyakit jantung
Angka-angka tersebut terungkap dalam Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2018.
dr. Elvieda menambahkan obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi juga merupakan faktor komorbid Covid-19.
Di mana orang yang memiliki komorbid dapat meningkatkan risiko tingkat keparahan dan kematian saat positif terpapar Covid-19.
"Maka dari itu, penting untuk menjaga pola makan sehat dan perhatikan asupan gula sehari-hari, rutin beraktivitas fisik, lakukan deteksi dini sejak usia dewasa muda untuk investasi kesehatan jangka panjang dan berkualitas," sarannya.
Baca Juga: Lebih Sering Buang Air Kecil setelah Minum Kopi? Ternyata Hal Ini Pemicunya
Dalam kesempatan yang sama, dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEM, Dokter Spesialis Gizi Klinis pun turut mengungkap obesitas dapat dicegah saat masih muda dengan mengatur keseimbangan energi dalam tubuh.
"Bisa dimulai dari mengatur pola tidur atau istirahat yang cukup, pola aktivitas fisik yang kontinu dengan intensitas rendah sampai sedang, pola emosi makan yang perlu diatur karena kebiasaan makan," jelasnya.
Nah, Kawan Puan dari penjelasan kedua dokter di atas dapat diketahui bahwa obesitas memicu kondisi kesehatan buruk.
Oleh karena itu penting bagimu untuk mengelola berat badan dengan menerapkan pola hidup sehat ya.
(*)