Parapuan.co - Kawan Puan, penting untuk memerhatikan kesehatan organ intim sejak dini guna mencegah masalah serius di kemudian hari.
Pasalnya, ada banyak penyakit yang menyerang organ intim akibat kebiasaan buruk yang sering tidak kita sadari.
Oleh karena itu, sangat penting memperhatikan tanda-tanda awal yang dapat membantu kita mencegah penyakit yang akan datang.
Melansir Health Shots, Dr. Mukesh Gupta, Ahli Obstetri & Ginekologi di Le Nest Hospital Malad, Mumbai, membagikan cara menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan. Yuk, simak!
1. Waspada siklus atau pola pendarahan yang tidak teratur
Sebagai perempuan, kita harus memantau siklus menstruasi yang dapat mengindikasikan ketidakseimbangan hormon atau penyakit lain yang mendasarinya.
Kita harus waspada terhadap sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, jerawat, kerontokan rambut, masalah berat badan, dan hirsutisme.
Hirsutisme adalah akibat dari kelebihan hormon pria, yaitu androgen, yang menimbulkan tumbuhnya rambut berlebih di wajah, dada, atau punggung perempuan.
Selain itu, menstruasi yang menyakitkan atau pendarahan hebat dapat mengindikasikan potensi fibroid, endometriosis, atau kista di ovarium.
Baca Juga: Arisan Parapuan 11: Mengenal Gejala PCOS, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
2. Waspada infeksi saluran genital
Infeksi saluran genital seperti urogenital atau infeksi saluran kemih (ISK) yang mempengaruhi sistem kemih adalah jenis infeksi yang paling umum.
Selain penurunan kadar estrogen, penyebab lain infeksi adalah tingkat kebersihan, karena bakteri masuk ke dalam saluran kemih.
Penyakit radang panggul (PID) dan penyakit menular seksual (PMS) adalah bentuk lain dari infeksi umum yang dapat ditularkan melalui kontak seksual.
Untuk mencegahnya, penting untuk menjaga organ intim selalu steril dan bersih, baik setelah kencing mau pun hubungan intim.
3. Melakukan vaksinasi yang tepat
Vaksinasi mencegah perempuan dari risiko infeksi dan kanker, yang perlu dilakukan pada waktu yang tepat.
Vaksin HPV atau vaksinasi kanker serviks sebaiknya dilakukan sedini mungkin, mulai usia 9 tahun hingga sebelum aktif secara seksual.
Rubella atau vaksin MMR berguna untuk menjaga tubuh terhadap infeksi seperti campak, gondok, serta rubella, dan harus dilakukan sebelum merencanakan kehamilan.
Baca Juga: Vaksinasi HPV, Serba-Serbi Pencegahan Primer untuk Kanker Serviks
Selanjutnya, vaksin cacar air atau Varicella diperlukan untuk mencegah sindrom Varicella bawaan pada bayi, dan sebaiknya dilakukan sebelum merencanakan kehamilan.
Vaksin hepatitis B dan suntikan influenza/flu juga dianjurkan untuk dikonsumsi oleh perempuan, terutama jika akan merencanakan kehamilan.
4. Skrining pra-kanker dan deteksi dini
Kanker yang paling umum menyerang perempuan adalah kanker payudara dan kanker serviks, disusul kanker organ reproduksi lainnya.
Untuk deteksi dini kanker payudara, sebaiknya dilakukan secara mandiri setelah periode menstruasi setiap bulan.
Untuk pemeriksaan klinis oleh profesional, setidaknya dilakukan setahun sekali guna melakukan skrinin pra-kanker.
Selain itu, mammografi atau mammogram juga direkomendasikan, tergantung pada usia dan persyaratan kesehatan kita saat ini.
Semua perempuan yang aktif secara seksual disarankan menjalani pemeriksaan panggul dan sonogram.
Skrining HPV dan pap smear secara teratur sangat dianjurkan untuk memeriksa prakanker atau kanker serviks.
Baca Juga: Deteksi Kanker Payudara dengan SADARI dan SADANIS, Begini Caranya!
5. Kunjungan rutin ke dokter kandungan
Last but not least, kunjungan rutin ke dokter kandungan untuk memeriksa kesehatan reproduksi penting dilakukan setidaknya setahun sekali.
Kunjungan rutin dapat membantu kita menuju kesehatan yang positif, menghilangkan keraguan, dan pencegahan masalah kesehatan yang lebih besar.
Beberapa tes patologis sangat penting dan berfungsi sebagai kombinasi yang sehat dalam skrining dan deteksi penyakit pada organ reproduksi.
Mulai sekarang, yuk perhatikan kesehatan seksual dan reproduksi guna mencegah penyakit di kemudian hari, Kawan Puan!