Perempuan Berkalung Sorban adalah sentilan yang apik bagi sistem lingkungan agama di Indonesia yang mengabaikan kemanusiaan.
Sayangnya, cerita dalam film ini cukup mudah untuk ditebak dan dikemas dengan emosi berlebihan khas sinetron.
Hal tersebut seakan menutupi pesan kesetaraan dalam lingkungan beragama yang seharusnya lebih digaungkan dalam film ini.
Adegan-adegan kekerasan dalam film ini juga dapat memantik trauma dan seakan dirancang tanpa welas asih kepada penyintas.
Secara keseluruhan, Perempuan Berkalung Sorban memiliki pesan penting yang sayangnya kalah lantang dengan drama percintaan dan kekerasan yang berlebihan.
Fakta Perempuan Berkalung Sorban
Kawan Puan, film ini mengandung unsur kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang digambarkan sangat nyata.
Hal tersebut membuat Perempuan Berkalung Sorban pernah menuai kontroversi pasca perilisannya pada 2009.
Selain karena adegan kekerasan yang frontal, beberapa adegan juga dinilai oleh para petinggi agama menggunakan ayat yang salah dari Al quran.
Hanung Bramantyo sempat berdebat dengan beberapa tokoh agama terkait masalah ini karena ia merasa tidak ada yang salah dari penyampaian ayat dalam film ini.
Baca Juga: Ceritakan Produksi Film Garis Waktu, Hanung Bramantyo Senang Anya Geraldine Terlibat
(*)