Parapuan.co - Adanya perbedaan dalam hubungan suami istri merupakan hal yang wajar, termasuk masalah bahasa cinta.
Bahasa cinta merupakan cara bagi seseorang untuk mengekspresikan rasa cintanya kepada orang lain.
Bicara bahasa cinta, seperti kita ketahui terdapat lima jenisnya, yakni words of affirmation, physical touch, quality time, receiving gift, dan act of service.
Setiap orang memiliki bahasa cinta yang berbeda-beda, termasuk dalam hubungan suami istri.
Perbedaan ini pun tak selalu buruk, asal disikapi dengan bijak.
Terkait perbedaan bahasa cinta, psikolog klinis dewasa, Keumala Nuranti M.Psi. atau biasa akrab disapa Lala memberikan penjelasan, seperti yang PARAPUAN rangkum dari Nova.id.
Menghadapi bahasa cinta berbeda, Kawan Puan harus pintar mengatur emosi dalam hubungan pernikahan serta menyadari bahwa setiap orang itu berbeda-beda sekalipun anak kembar identik tetap saja kepribadiannya tidak sama.
“Dengan demikian, ketika kita punya perbedaan dengan pasangan, yang muncul dari dalam diri kita bukan lagi kesal, kok beda sih, harusnya begini harusnya begitu. Sebaliknya, kita akan lebih punya kesediaan diri untuk menerima pasangan dengan segala kelebihan dan kekurangannya, termasuk bentuk bahasa cintanya yang berbeda," ujarnya.
Bagaimana cara menjembatani perbedaan dengan pasangan?
Baca Juga: Lakukan Pemotretan Pre Wedding di Rumah? Berikut Ini Tipsnya
Untuk menghadapi perbedaan bahasa cinta dalam hubungan suami istri, maka yang perlu dilakukan adalah memenuhi kebutuhan satu sama lain.
Dengan kata lain, kita bisa mengatakan apa yang diinginkan dari pasangan, sebaliknya tanyakan juga apa yang pasangan inginkan dari kita.
Misalnya, sampaikan kepada pasangan bahwa bahasa cinta kita adalah acts of service. Kita akan sangat bahagia jika pasangan bisa membantu mengerjakan pekerjaan rumah.
Begitu pun sebaliknya, kita bisa melakukan hal serupa kepada pasangan sesuai dengan bahasa cinta yang dia sukai.
Dalam upaya memenuhi bahasa cinta dengan pasanga, diharuskan adanya kesalingan, jangan sampai hanya salah satu pihak saja yang berjuang sendirian memenuhi kebutuhan pasangannya.
Perlu diingat, hubungan pernikahan yang dijalankan dan terdiri atas dua orang, pastikan keduanya dapat terpenuhi kebutuhan bahasanya cintanya.
Bagaimana merawat hubungan di tengah perbedaan?
Seperti kita ketahui, komunikasi menjadi salah satu kunci dalam hubungan pernikahan yang baik.
Baca Juga: Tips Menghadapi Pasangan Tidak Jujur Setelah Perempuan Menikah, Menurut Psikolog
Untuk itu, hindari memberikan kode kepada pasangan agar ia bisa mengerti kita.
Alih-alih menanti pasangan bisa peka pada kode yang kita berikan, sebaiknya bicarakan langsung kepada pasangan apa yang kita inginkan darinya.
“Pasangan tidak akan pernah tahu apa yang kita inginkan selama kita enggak bisa terbuka. Jadi keterbukaan, jujur, komunikasi, adalah kunci bagaimana dua individu yang berbeda bisa jadi unit yang solid di dalam satu pernikahan atau keluarga,” kata Lala.
Selanjutnya, jika masih ditemukan masalah bahkan membuat salah satu merasa tidak dicintai, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, hindari asumsi-asumsi negatif terhadap pasangan karena hal tersebut hanya akan memperkeruh keadaan.
“Asumsi-asumsi itu yang perlu kita kontrol, jadi biasanya kita akan lebih emosi kalau punya asumsi yang ada di belakang kita, kalau kita punya keyakinan pasangan saya sudah enggak cinta lagi, sudah punya orang lain yang dicintai, dan asumsi-asumsi lainnya," terangnya.
Apabila bisa mengendalikan asumsi-asumsi tersebut dan fokus pada relasi yang dimiliki, ketika bahasa cinta sedang tidak dipenuhi oleh pasangan maka tindakan yang dilakukan pun akan lebih logis.
Alih-alih tersiksa dengan asumsi yang dibuat sendiri, sebaiknya tanyakan langsung, buka komunikasi dengan pasangan.
“Kalau kita sudah memiliki banyak asumsi, cenderung akan menyalahkan. Yang ada bukannya menghangatkan hubungan tapi malah memicu konflik baru yang bisa jadi menyulitkan hubungan kita,” ujar Lala.
Selanjutnya yang perlu dilakukan pasangan adalah mangelola ekspektasi kepada pasangan, serta mengenali karakter pasangan kita dengan baik.
Jika sejak awal pasangan kita adalah tipe yang cuek, maka jangan berharap setelah menikah tiba-tiba dia berubah.
Jadi, untuk menghadapi perbedaan bahasa cinta dalam hubungan suami istri adalah dengan berkomunikasi secara terbuka.
Baca Juga: Tak Selalu Buruk, Ini 3 Pelajaran Hidup saat Jalani LDR dengan Pasangan
(*)