Mulai dari jenis asuransinya, keuntungan yang didapat, dan hal lain yang mungkin ingin ditambahkan oleh nasabah.
“Nasabah juga harus tahu karakteristik produknya. Kalau produk asuransi jiwa, berarti yang akan ter-cover duluan itu adalah perlindungannya, tidak ada benefit lainnya. Kalau misalnya di unit link mungkin ada tambahan, bisa ditambahkan (polis) sakit kritis,” paparnya lagi.
Sementara itu, pertimbangan lainnya yang perlu dibicarakan adalah terkait kondisi nasabah.
Misalnya, jika Kawan Puan merupakan pencari nafkah utama dan belum memiliki asuransi, maka asuransi jiwa merupakan pilihan terbaik.
Kemudian Meta mengatakan, “Nah, di sini perlindungan jiwanya mau yang mana? Yang murni hanya perlindungan jiwa saja atau perlindungan jiwa dengan tambahan kesehatannya tadi, baru bisa disesuaikan.”
Mengapa banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih asuransi? Pasalnya, baik asuransi murni dan unit link sama-sama memiliki keuntungannya masing-masing.
“Tradisional dan unit link itu sama-sama memiliki positifnya masing-masing, karena dua ini memiliki karakter yang berbeda. Jadi benar-benar harus ditanyakan kembali ke kebutuhan nasabah,” tegas Meta.
Jika pihak yang menawarkan asuransi sudah mengetahui kebutuhan dan kondisi nasabah yang ingin membeli produk asuransi, maka barulah bisa menyesuaikan pilihan jenis asuransi dengan budget yang dimiliki nasabah.
Baca Juga: Memahami Dunia Asuransi, Mulai dari Istilah dan Berbagai Jenisnya
“Kalau di asuransi perlindungan, sebelum budget, harus ditanyakan dulu kebutuhan nasabahnya, sehingga nanti bisa disesuaikan dengan budget yang ada, baru disesuaikan lagi dengan jenisnya, asuransi murni atau unit link,” tutupnya. (*)