Pakai Baju Warna Cerah Bisa Bikin Bahagia? Ini Fakta tentang Dopamine Dressing

Citra Narada Putri - Kamis, 17 Maret 2022
Mengenakan pakaian dengan warna tertentu bisa memengaruhi perasaan seseorang, yang disebut dopamine dressing.
Mengenakan pakaian dengan warna tertentu bisa memengaruhi perasaan seseorang, yang disebut dopamine dressing. evgenyatamanenko/iStockphoto

Parapuan.co - Tahukah Kawan Puan, bahwa ternyata pakaian yang kita kenakan sehari-hari bisa memengaruhi hormon kebahagiaan?

Banyak yang percaya bahwa warna pakaian yang kita kenakan bisa memengaruhi mood, yqng juga dikenal dengan istilah 'dopamine dressing'. 

Benarkah demikian?

Melansir dari Harper Bazaar, Maria Costantino, dosen studi budaya dan sejarah di London College of Fashion, menjelaskan bahwa tubuh kita memproduksi dopamin (hormon bahagia) dan sistem saraf menggunakannya untuk mengirim pesan antar sel. 

“Ini (dopamin) memiliki banyak fungsi: penghargaan diri, motivasi, memori, dan perhatian. Ketika dopamin dilepaskan dalam jumlah besar, itu menciptakan perasaan senang dan penghargaan yang memotivasi kita untuk mengulangi perilaku tertentu,” jelasnya lagi. 

Constantino secara lebih lanjut menjelaskan bahwa secara teori perilaku ini juga sama dengan perasaan ketika kita membeli atau memakai pakaian baru.

Untuk membuktikan kebenaran tersebut Profesor Karen Pine dari Universitas Hertfordshire melakukan penelitian pada tahun 2012.

Ia meneliti tentang gagasan 'dopamine dressing' ini dan menemukan bahwa ketika peserta penelitian mengenakan pakaian yang bernilai simbolis untuk mereka, kepercayaan diri mereka pun meningkat.

Meskipun penelitian tersebut tidak secara khusus dikaitkan dengan warna pakaian, namun warna tertentu yang memiliki kualitas terapeutik adalah sesuatu yang telah dibicarakan dan diteliti selama beratus-ratus tahun.

Baca Juga: Penuh Makna, Ini Warna yang Bisa Kamu Pakai saat Hari Perempuan Internasional

Terapi warna dan chromotherapy telah lama menjadi perhatian budaya sejak Mesir kuno dan telah diintegrasikan ke dalam desain interior dan lingkungan,” kata Costantino.

Misalnya, warna dingin digunakan untuk meningkatkan konsentrasi, atau hijau pucat untuk meningkatkan ketenangan.

Warna terkait erat dengan emosi, yang mana warna telah jadi bahasa kita sehari-hari. 

Misalnya dalam beberapa bahasa Inggris, feeling blue artinya merasa mellow, seeing red artinya merasa marah, green with envy diartikan sebagai iri dengan apa yang dimiliki orang lain hingga in the pink yang diartikan sebagai merasa sehat. 

Pandangan ini juga disetujui oleh psikolog mode, konsultan, dan pendiri situs Fashion Is Psychology, Shakaila Forbes-Bell, yang mengatakan bahwa ada warna tertentu yang kerap dikaitkan dengan emosi tertentu. 

Pasalnya ada beberapa interpretasi warna yang bersifat universal. 

Misal warna dingin seperti biru mengindikasikan perasaan tenang dan kreatif, sedangkan warna hangat seperti merah dapat meningkatkan perasaan gembira dan gairah.

"Tetapi kebahagiaan terlalu subjektif jika hanya dinilai hanya pada satu warna saja," ujarnya menekankan. 

Hubungan antara warna dan emosi itu rumit karena interpretasi budaya tentang warna memengaruhi emosi yang muncul saat memakainya.

Baca Juga: Warna Pakaian yang Kamu Suka Ternyata Bisa Menunjukkan Kepribadianmu

"Misalnya, dalam budaya Barat, putih dikaitkan dengan kemurnian dan awal yang baru. Sedangkan dalam budaya Timur dan Asia, putih dikaitkan dengan kematian dan duka,” ujar Forbes-Bell lagi.

Ia pun menekankan bahwa sebaiknya dopamine dressing dinilai berdasarkan pengalaman pribadi, bukan digeneralisir atau bersifat universal.

Menurut Forbes-Bell, pandangannya ini sesuai dengan teori enclothed cognition yang mana tiap orang kerap mengaitkan emosinya terhadap atribut yang dipakai. 

Yaitu saat kita mengenakan pakaian tertentu, memiliki asosiasi yang kuat untuk mengubah perasaan dan cara kita berperilaku. 

"Jadi, misalnya, jika kamu mengasosiasikan jumper kuning dengan kebahagiaan, maka kamu akan mewujudkan perasaan bahagia itu saat memakainya,” ujarnya. 

Namun penting untuk dipahami bahwa perasaan tersebut bersifat sangat subjektif.

Bagi sebagian orang, mungkin warna-warna cerah bisa memberikan perasaan bahagia tertentu, namun mungkin bagi sebagian lainnya tidak demikian.

Ada saja yang menganggap bahwa mengenakan pakaian warna hitam membuat orang tertentu merasa lebih bahagia, bersemangat atau bahkan berwibawa dibandingkan memakai pakaian warna cerah. 

"Ini semua tergantung pada asosiasi pribadi mereka dengan warna tertentu," tambahnya lagi. 

Dengan begitu, menurut Forbes-Bell, sangatlah tidak tepat menentukan satu warna tertentu sebagai gambaran dari suasana hati seseorang.  

Nah, kalau menurut Kawan Puan sendiri, warna apa yang paling bisa membuatmu bahagia? (*)

Baca Juga: Bisa Menunjukkan Kepribadian, Ini Warna Busana Terbaik untuk Interview Kerja

Sumber: Harpers Bazaar
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru