Parapuan.co - Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2022 lalu merupakan hari istimewa bagi semua perempuan di seluruh dunia.
Hari tersebut merupakan momentum untuk mendorong perempuan agar menjadi lebih independen dan kuat.
Melalui momentum tersebut, perempuan diyakinkan untuk mengejar apa yang penting bagi hidup mereka.
Berdasarkan siaran pers yang diterima PARAPUAN dari Durex, diinfokan bahwa tema Hari Perempuan Internasional pada tahun ini adalah Break The Bias.
Seperti namanya, tema ini bertujuan untuk mematahkan bias gender, diskriminasi, dan stereotip terhadap perempuan yang menghalangi mereka untuk mencapai potensi tertinggi sehingga menciptakan dunia yang lebih inklusif.
Pasalnya, banyak pergumulan yang terjadi pada perempuan disebabkan oleh stigma, miskonsepsi, serta hubungan tidak sehat akibat kurangnya pemahaman tentang persetujuan (consent) dan hubungan yang setara.
Seringkali, masalah ini berubah menjadi pelecehan mental dan fisik yang ekstrem dengan perempuan sebagai korban.
Pada tahun 2021 saja, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat ada 10.247 kasus kekerasan terhadap perempuan, dengan 15,2 persen di antaranya adalah kekerasan seksual.
Kasus ini menjadi sulit untuk ditangani karena topik seks masih dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Pendidikan seks dipandang sebagai platform untuk mempromosikan seks bebas.
Kondisi ini bertentangan dengan fungsi pendidikan seks sebenarnya sebagai tempat untuk mendiskusikan hubungan seksual secara konstruktif.
Apalagi, pendidikan seks menekankan konsep perlindungan perempuan dari risiko kekerasan dan pelecehan seksual.
Oleh karena itu, mengambil peran yang lebih proaktif dalam suatu hubungan juga merupakan bagian dari pemberdayaan perempuan untuk memerangi diskriminasi gender.
Menjamin hak-hak perempuan dan memastikan kesejahteraan juga kesehatan seksual termasuk pemberdayaan perempuan.
Demi pemberadayaan yang nyata, maka perempuan perlu mengambil langkah pertama.
Lebih proaktif dalam mempromosikan konsep saling pengertian dan kesetaraan guna mencapai hubungan yang sehat juga bisa dilakukan.
Dengan mengambil langkah pertama untuk segala jenis keputusan tentang aktivitas dalam hubungan termasuk soal aktivitas seksual, maka perempuan dapat melindungi diri sendiri dan mencegah pelecehan seksual yang menjadi isu publik akhir-akhir ini.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan mulai memutuskan bersama mengenai aktivitas kencan apa yang ideal untuk pasangan.
Dari hal paling sederhana untuk menentukan menu makan malam, kapan waktu bersantai dan menonton Netflix bersama.
Menentukan kapan waktu ideal untuk menikmati aktivitas seksual yang bermakna juga bisa dilakukan.
Meski sederhana, kegiatan di atas ternyata juga merupakan bentuk pemberdayaan perempuan.
Pastinya hal tersebut perlu dibangun untuk mempromosikan kesetaraan gender dan membangun hubungan yang sehat dengan pasangan.
Perlu dipahami bahwa pada masa sulit ini, penting untuk memiliki hubungan yang sehat. Hubungan sehat akan menghadirkan kualitas hidup yang lebih baik.
Mengetahui hal tersebut, Inez Kristanti selaku psikolog klinis turut buka suara. Menurutnya, perempuan dapat mulai membuat langkah pertama dengan memulai percakapan.
Selain itu ia berperan pada perempuan untuk lebih terbuka demi mencapai hubungan yang setara dan memperkuat saling pengertian, menuju persetujuan.
"Sebagai seorang perempuan, kita bisa menggunakan kekuatan kita untuk lebih percaya diri, mendefinisikan dan mengomunikasikan apa yang kita butuhkan dan inginkan dalam suatu hubungan," tutup Inez Kristanti.
Dari ulasan di atas dapat diketahui bahwa dalam suatu hubungan perempuan memiliki peran penting ya, Kawan Puan.
Oleh karena itu, jangan ragu untuk memulai langkah pertama demi hubungan dengan pasangan yang lebih sehat.
(*)